Teknologi ini juga bisa dijadikan senjata dan digunakan, misalnya, untuk menciptakan patogen yang lebih kuat, melancarkan serangan siber besar-besaran, atau mengatur manipulasi massal.
Ide AGI telah lama terbatas pada fiksi ilmiah, dan banyak ilmuwan yakin kita tidak akan pernah mencapai titik ini.
Namun, jika OpenAI telah mencapai titik kritis ini tentu saja merupakan sebuah kejutan, tapi bukan berarti hal tersebut tidak mungkin terjadi.
2. Teknologi AI Mengancam: Deepfake hiperrealistis yang mencurangi pemilu
Salah satu ancaman dunia maya yang paling mengerikan adalah deepfake.
Deepfake adalah salah satu dari tipe AI yang tergunakan untuk membuat foto, audio, ataupun video palsu. Ini sering penjahat siber gunakan untuk melakukan tindak kejahatan, seperti pemerasan dan penindasan.
Terlebih, AI yang sekarang ini dapat menghasilkan deepfake secara real time. Dengan kata lain, AI dapat memberikan video langsung.
Selain itu, teknologi ini juga menjadi semakin baik dalam menghasilkan wajah manusia, sehingga orang tidak dapat lagi membedakan antara mana yang asli dan yang palsu.
Sebuah studi yang terbit dalam jurnal Psychological Science pada 13 November 2023, mengungkap fenomena hiperrealisme.
Hiperrealisme yaitu konten yang AI hasilkan lebih cenderung teranggap "nyata" daripada konten sebenarnya. Ini membuat orang hampir tidak mungkin membedakan fakta dan fiksi dengan mata telanjang.
Meskipun terdapat alat yang dapat membantu orang mendeteksi deepfake, namun alat ini belum menjadi alat yang umum terpakai.
Seiring dengan matangnya AI generatif, salah satu kemungkinan yang menakutkan adalah orang-orang dapat menggunakan deepfake untuk mencoba menggagalkan pemilu.
Financial Times (FT) melaporkan, misalnya, Bangladesh bersiap menghadapi pemilu pada Januari yang akan terganggu oleh deepfake.
Selain itu, saat AS bersiap untuk pemilihan presiden pada November 2024, ada kemungkinan bahwa AI dan deepfake dapat mengubah hasil pemungutan suara yang penting ini.
3. Teknologi AI mengancam: Robot pembunuh bertenaga AI
Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat perang.
Melansir dari Live Science, pemerintah AS pada 22 November 2023 mengumumkan, ada 47 negara bagian yang telah mendukung deklarasi penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer, yang pertama kali diluncurkan di Den Haag, Belanda pada Februari.