• Senin, 22 Desember 2025

Gelombang PHK Berlanjut, Spotify Pecat 1.500 Karyawan!

Photo Author
- Selasa, 5 Desember 2023 | 00:12 WIB
Spotify dikabarkan memecat 1.500 karyawannya di akhir 2023. Foto: GSM Arena
Spotify dikabarkan memecat 1.500 karyawannya di akhir 2023. Foto: GSM Arena

KONTEKS.CO.ID - Spotify pecat karyawan. Mereka menjadi perusahaan teknologi terbaru yang akan memberhentikan karyawannya sebagai langkah penghematan biaya.

Menurut memo publik dari Daniel Ek, salah satu pendiri dan CEO platform streaming audio Swedia, sekitar 17% tenaga kerja yang ada akan Spotify pecat.

Perhitungan cepat berdasarkan laporan triwulanan terbaru menunjukkan jumlah ini sekitar 1.500 dari total 9.241 karyawan di seluruh dunia.

Ini adalah ketiga kalinya Spotify memberhentikan karyawannya. Padahal perusahaan selalu menaikkan harga layanan berlangganan Premium.

Pada bulan Januari terdapat 600 orang yang terbebaskantugaskan. Lalu 200 orang lagi perusahaan pecat dari Divisi Podcast pada bulan Juli.

Eksekutif mengatakan bahwa pengurangan yang lebih kecil pada tahun 2024 dan 2025 telah dibahas. Namun kesenjangan antara tujuan keuangan dan biaya operasional saat ini mengarah pada keputusan saat ini.

Jumlah karyawan Spotify meningkat “secara signifikan” pada tahun 2020 dan 2021, demikian bunyi memo tersebut.

The Wall Street Journal mencatat bahwa jumlah karyawan meningkat hampir dua kali lipat seiring dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan konten, pemasaran, dan “vertikal baru”.

Tahun 2022 dan 2023 berikutnya lebih produktif, namun Spotify gagal menjadi lebih efisien. Sehingga mendorong Ek dan perusahaannya mengambil tindakan drastis.

Setiap karyawan yang terpecat akan mendapatkan pesangon sekitar lima kali gaji bulanan dan PTO yang masih harus terbayar dan belum tergunakan bakal Spoydibayarkan.

Layanan kesehatan akan diberikan selama masa pesangon, dan karyawan berhak bekerja di tempat baru setelah dua bulan.

Ek menunjukkan bahwa hal ini akan memungkinkan Spotify untuk memiliki “pendekatan yang lebih fokus”, dan peralihan sumber daya manusia bukanlah sebuah langkah mundur. Melainkan sebuah “reorientasi strategis”. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X