• Senin, 22 Desember 2025

Google Panik, Mesin Pencarian Mulai Terancam Popularitas ChatGPT

Photo Author
- Selasa, 27 Desember 2022 | 19:57 WIB
Bos Mountain View melihat ChatGPT sebagai ancaman besar bagi bisnis mesin Pencarian Google. Foto: ist
Bos Mountain View melihat ChatGPT sebagai ancaman besar bagi bisnis mesin Pencarian Google. Foto: ist

KONTEKS.CO.ID - ChatGPT dan Dall-E yang meroket belakangan ini membuat Google panik demi melindungi masa depan perusahaan.

Organisasi yang berbasis di Mountain View itu khawatir ini bisa menjadi awal dari sesuatu yang pada akhirnya dapat merusak bisnis mesin pencarian Google.

Menurut laporan The New York Times, eksekutif Google melihat ChatGPT sebagai ancaman besar bagi bisnis mesin pencariannya. Situasinya tampaknya sangat kritis sehingga manajemen menyatakan "kode merah".

CEO Google, Sundar Pichai, bahkan dilaporkan mulai menarik tim dari proyek mereka yang ada untuk fokus membangun produk AI.

Ketakutan Google terhadap ChatGPT berasal dari kemampuan alat tersebut untuk memberikan informasi dari permintaan pengguna yang sederhana. Kekuatannya terletak pada kemampuannya memberikan jawaban dan memberikan saran, bukan hanya memberi Anda daftar tautan.

Namun alat ini masih eksperimental dan jauh dari sempurna. Karena cenderung memberikan informasi palsu atau beracun.

Terlepas dari masalahnya, alat tersebut telah menunjukkan bahwa pada akhirnya bisa menjadi pengganggu industri. Tetapi Google tidak ingin duduk dan menunggu untuk melihat apa yang terjadi.

Seperti yang ditunjukkan The New York Times, Google sudah memiliki chatbot yang dapat bersaing dengan ChatGPT yang disebut Model Bahasa untuk Aplikasi Dialog (LaMDA).

Anda mungkin pernah mendengarnya awal tahun ini ketika menjadi berita utama setelah mantan karyawan Google mengklaim bot itu hidup.

Satu-satunya masalah dalam menyempurnakan dan merilis LaMDA adalah kekhawatiran bot dapat mengkanibal model bisnis iklan pencarian Google. Jika pengguna mendapatkan tanggapan ketat yang memberikan apa yang mereka cari, itu akan mengurangi alasan pengguna tersebut untuk mengeklik tautan iklan. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X