KONTEKS.CO.ID - Limbah plastik selalu membuat pusing bagi karena sifatnya yang sulit terurai. Tapi di tangan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), limbah plastik bisa disulap jadi aspal pengerasan jalan.
Empat mahasiswa dari Program Studi Teknik Sipil ITB menciptakan lapisan aspal melalui pengolahan limbah plastik dan limbah organik. Pemanfaatan limbah tersebut menjadi pionir pemanfaatan sumber daya terbarukan dan ramah lingkungan di Indonesia.
Mereka yang terlibat dlam penelitian ini adalah Octaviani Nur Rahmawati, Dewangga Syahputra, Ilyas Bianto, dan Romi Putra Radiansyah. Tergabung dalam Tim Kuy(a+i), mereka yang berinovasi mengawinkan limbah plastik dan limbah serbuk sabut kelapa untuk pengerasan jalan.
Bagaimana dengan kualitasnya? Jangan khawatir, pada ilmuwan muda ini sudah memikirkan sisi keamanan dan kualitasnya.
Tingginya angka kecelakaan lalu lintas, mahalnya biaya perawatan jalan, dan adanya potensi pemanfaatan limbah, membuat tim merumuskan inovasi lapisan aus pada perpetual pavement melalui pemanfaatan split mastic asphalt.
Jenis perkerasan ini memiliki bahan aditif berupa limbah plastik jenis high-density polyethylene (HDPE) dan limbah serbuk sabut kelapa sawit. Tim memodifikasi sifat bitumen agar memiliki umur layan panjang sehingga mereduksi kebutuhan rekonstruksi.
Dengan minimnya proses perawatan, biaya dapat dihemat seiring dengan berkurangnya emisi gas karbon. “Kedua, pengurangan limbah berkaitan dengan dampak sosial,” jelas Romi, salah satu anggota Tim Kuy(a+i), dilansir laman ITB, Minggu, 6 November 2011.