KONTEKS.CO.ID - Hydroquinine adalah senyawa organik, terkait erat dengan obat kina, yang telah terbukti sifat antimalaria dan antiaritmia-nya. Itu terjadi secara alami di kulit beberapa spesies pohon.
Kini zat tersebut telah menjadi fokus perhatian oleh para peneliti baru-baru. Sebab hidrokuinin dinilai itu mungkin dapat melawan bakteri resisten antibiotik.
Fenomena mikroba resisten multi-obat telah menjadi beban kesehatan global dalam beberapa dekade terakhir. Karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk pengembangan obat antimikroba baru guna memerangi infeksi.
Ketika bakteri terkena antibiotik beberapa kali, strain baru yang resisten terhadap obat tersebut ikut berkembang. Ini berarti bakteri yang resisten tidak lagi bisa dikendalikan atau dibunuh oleh antibiotik.
Faktanya, mereka bertahan hidup dan bahkan mampu berkembang biak dengan adanya antibiotik yang telah mengembangkan resistensi. Akibatnya, pengobatan infeksi bakteri menjadi lebih kompleks dan kurang efektif.
Laman earth.com melaporkan, para peneliti terus-menerus mencari jenis obat antimikroba baru untuk menggantikan obat yang tidak lagi bekerja melawan galur resisten.
Para ilmuwan dari Universitas Portsmouth, Universitas Naresuan, dan Pibulsongkram Rajabhat di Thailand kini telah menyelidiki apakah hidrokuinin efektif dalam menghambat pertumbuhan atau reproduksi delapan jenis bakteri yang berbeda. Di antaranya, Streptococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae dan Enterobacter cloacae .