• Senin, 22 Desember 2025

Starlink Berhenti Tambah Pelanggan di Indonesia, Ini Penyebabnya

Photo Author
- Kamis, 17 Juli 2025 | 15:43 WIB
Starlink sudah bisa beroperasi di Indonesia dengan mengantongi perizinan di Indonesia. Foto: Starlink
Starlink sudah bisa beroperasi di Indonesia dengan mengantongi perizinan di Indonesia. Foto: Starlink

KONTEKS.CO.ID - Penghentian sementara pendaftaran pelanggan baru oleh Starlink di Indonesia menuai sorotan dari berbagai pihak, termasuk Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi.

Menurutnya, keputusan Starlink ini bukan sekadar akibat keterbatasan kapasitas satelit orbit rendah milik Elon Musk, melainkan juga berkaitan dengan faktor bisnis yang lebih kompleks.

“Kalau memang pelanggan Starlink di Indonesia terus bertambah dan prospeknya menarik, kenapa malah berhenti menerima pelanggan baru?” ujar Uchok, Kamis 17 Juli 2025.

Ia menilai, komitmen investasi Starlink yang hanya Rp30 miliar terlihat sangat kecil jika dibandingkan kontribusi operator telekomunikasi nasional yang mencapai triliunan rupiah.

Baca Juga: Pemerintah Iran Putus Akses Internet Nasional Antisipasi Serangan Siber, Elon Musk Langsung Aktifkan Starlink

Uchok juga menyoroti praktik harga layanan Starlink yang dinilai terlalu murah sehingga dapat berdampak pada persaingan usaha yang tidak sehat.

Menurutnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) seharusnya segera mengkaji lebih dalam apakah praktik jual murah ini termasuk dalam kategori predatory pricing.

“Selama ini Starlink hanya fokus menjual layanan di daerah ekonomis. Karena menjual murah, mereka tak sanggup lagi investasi baru,” kata Uchok.

Berdasarkan kajian yang telah disusun KPPU, pemerintah disarankan mengutamakan penggunaan layanan satelit orbit rendah (LEO) seperti Starlink di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Baca Juga: Boikot Tesla dan Starlink Meluas, Showroom di AS Digempur Demonstran Protes ke Elon Musk

Namun, Uchok menilai hingga saat ini janji Starlink untuk membangun layanan di daerah 3T belum terealisasi secara konsisten.

“Selama ini mereka hanya bangun di wilayah yang menguntungkan saja, sementara daerah 3T masih terabaikan,” tambahnya.

Uchok mengingatkan bahwa jika layanan Starlink terus menyasar pasar komersial utama, operator nasional bisa kehilangan pendapatan yang berdampak pada penerimaan negara dari sektor pajak dan PNBP.

Baca Juga: FiberStar Gandeng Starlink, Internet Satelit Kini Tersedia di Seluruh Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X