Google Nyerah ke Eropa? Mesin Pencari Siap Dirombak, Siap-Siap Internet Jadi Lebih Bebas!

KONTEKS.CO.ID - Sebuah kabar mengejutkan datang dari ranah teknologi global.

Google, yang selama ini dianggap sebagai pintu gerbang utama pencarian informasi dunia maya akhirnya bersedia melakukan perubahan besar demi mematuhi aturan baru Uni Eropa.

Bukan cuma soal tampilan hasil pencarian, ini menyentuh inti dari bagaimana kita semua menemukan informasi setiap harinya di internet.

Baca Juga: Kepala BNN Marthinus Hukom Larang Keras Anak Buahnya Tangkap Artis yang Terlibat Narkoba, Kenapa?

Google vs Uni Eropa: Siapa yang Tekuk Lutut Duluan?

Konflik bermula dari diberlakukannya Digital Markets Act (DMA)—regulasi baru Uni Eropa yang dirancang untuk membatasi dominasi raksasa teknologi seperti Google, Apple, dan Meta.

Salah satu fokus utamanya adalah mencegah praktik monopoli dalam ekosistem digital.

Google dituding terlalu mengistimewakan produk-produk internal seperti Google Flights, Hotels, dan Shopping.

Baca Juga: Terjerat Utang Triliunan Rupiah, Sejarah Olympique Lyon Tercoreng: Pertama Kali Degradasi ke Ligue 2

Akibatnya, kompetitor sulit muncul di halaman depan, bahkan ketika mereka menawarkan layanan serupa yang tak kalah berkualitas.

Proposal Baru: Kompetitor Dapat Slot Premium

Dalam dokumen yang bocor ke media, Google menawarkan skema baru sebagai jalan tengah.

Kini, layanan pencarian vertikal seperti situs booking hotel, restoran, atau transportasi milik pesaing juga akan ditampilkan secara setara di bagian atas hasil pencarian—lengkap dengan kotak khusus dan tautan pilihan yang mereka tentukan sendiri.

Baca Juga: Theo Hernandez Dikabarkan Sepakat ke Al Hilal, AC Milan Belum Beri Kepastian

Ilustrasinya begini: jika kamu mencari “hotel murah di Paris,” bukan hanya Google Hotels yang muncul dengan tampilan mencolok, tapi juga situs lain seperti Booking.com atau Trivago bisa mendapat jatah kotak yang sama, dengan format visual yang setara.

Apakah Ini Cukup Adil?

Meski tampaknya menjanjikan, beberapa kompetitor menyatakan langkah Google ini belum cukup.