daerah

Annisa Lulusan Terbaik Fakultas Kedokteran Undip: Anak Buruh Harian dan Penjahit, Kuliah Modal Beasiswa Sana-sini

Sabtu, 8 Februari 2025 | 21:30 WIB
Annisa Himmatul Aulia, lulusan terbaik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro atau Undip Semarang bersama ibunya. (Kemenag)


KONTEKS.CO.ID - Kisah mahasiswi inspiratif kali ini datang dari Annisa Himmatul Aulia, mahasiswi lulusan terbaik di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Walaupun dibesarkan dari keluarga tak mampu, kondisi itu tak menyurutkan semangat Annisa Himmatul Aulia untuk bermimpi menempuh pendidikan tinggi. Terutama pendidikan kedokteran yang dikenal berbiaya tinggi.

Dengan segala keterbatasan kondisi ekonomi orang tuanya, jebolan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kudus itu berhasil lulus di Fakultas Kedokteran Undip dengan nilai terbaik.

Baca Juga: Bahlil Mau Bikin Geger Lagi, Kali Ini Penertiban BBM Solar Subsidi

Annisa merupakan putri dari ayah M Mahfudi, buruh harian lepas, dan ibu Titin Nor Alina, seorang penjahit. Ia lahir dari keluarga sederhana di Dukuh Kalilipo, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus, Jawa Tengah.

Perjalanan hidupnya adalah bukti nyata bahwa benar adanya ketekunan, kerja keras serta keyakinan sanggup mengatasi segala rintangan.

Kerja keras dan ketekunannya membawa Annisa berhasil meraih gelar dokter dengan IPK 3,96. Dia pun membacakan sumpah dokter Universitas Diponegoro yang ke-248 pada 3 Februari 2025 kemarin.

Awal Perjuangan Annisa Himmatul Aulia Menjadi Dokter Undip

Baca Juga: Hasil Madura United Vs PSBS Biak: Laskar Sapeh Kerrab Gagal Raih Kemenangan

Ingin menginspirasi anak-anak muda lainnya, Annisa berkenan berbagi kisah keberhasilan akademiknya.

Menurut dia, keinginannya menjadi dokter berawal dari delapan tahun lalu. Saat itu ia tak sengaja menemukan sebuah buku di perpustakaan.

Buku berjudul ‘I am Doctorpreneur’ pada akhirnya memacu andrenalinnya untuk menggapai mimpi. Cita-cita menjadi dokter sempat ia ragukan lantaran biaya studinya yang tidak murah, tapi hal ini tidak menyurutkan langkahnya.

Baca Juga: Belum Kawin, Nissan Mau Ceraikan Honda: Tragedi Mega Merger Otomotif Dunia

“Sempat berminat jurusan lain karena tahu biaya kedokteran mahal. Pas kelas 10 ada kakak kelas yang masuk kedokteran dengan beasiswa. Jadi tertarik lagi buat masuk kedokteran,” ungkapnya di Kudus, Jateng, melansir Sabtu 8 Februari 2025.

Sejak belajar di MAN 2 Kudus, Annisa sudah mempersiapkan cita-citanya dengan serius. Ia tekun dan aktif dalam berbagai kegiatan akademik dan nonakademik.

Ia bergabung dalam Gerakan Tunas Bangsa, program yang membantunya memperoleh beasiswa pengembangan diri dan beasiswa bulanan sebesar Rp100.000.

Baca Juga: Sony Minta Maaf PlayStation Network Down Berjam-jam

Segudang Prestasi Annisa Himmatul Aulia di MAN 2 Kudus

Selama duduk di bangku MAN 2 Kudus, sederet prestasi "wah" di bidang sains berhasil diboyongnya. Antara lain, Juara 1 OSN Tingkat kabupaten Kudus dan OSN Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 2018.

Lalu medali perunggu OSN Tingkat Nasional di Padang, Sumatera Barat (1-7 Juli 2018). Annisa juga menjadi Juara 1 Kompetisi Sains Madrasah Biologi tingkat Kabupaten Kudus, juara 2 tingkat Provinsi Jawa Tengah dan medali perak Tingkat Nasional di Bengkulu pada September 2018.

“Ketekunan dalam mempersiapkan prestasi akademik mengantarkan saya masuk Kedokteran melalui jalur undangan raport dan prestasi (SNMPTN),” kata Annisa.

Baca Juga: 6 Cara Memilih Kursi Kereta Ekonomi agar Pemandangan Jendela Tak Terlihat Mundur

Kondisi ekonomi yang tak mendukung tak menghambatnya berjuang. Selama studi hingga Koas, ia mendapatkan beasiswa penuh Bidikmisi -ekarang KIP-K- yang membiayai pendidikannya hingga biaya hidup.

Setiap hari ke kampus dengan berjalan kaki selama 15 menit dari Rusunawa Undip karena tak memiliki kendaraan tak ia keluhkannya. Saat itu pihak Undip memang belum menyediakan transportasi umum di universitas.

Dapat Beasiswa Bright Scholarship dari YBM Brillian

Pada pertengahan masa studi, ia mendapatkan beasiswa Smart Scholarship yang berlanjut menjadi Bright Scholarship dari YBM Brillian. 

Baca Juga: Luhut Akui Dana Bansos Rp500 Triliun di Era Jokowi Sebagian Besar Banyak yang Salah Sasaran

Beasiswa itu bukan hanya menjamin biaya kuliah, tapi juga menyediakan asrama selama dua tahun serta pembinaan intensif.

Dari program itu, Annisa aktif dalam program pemberdayaan masyarakat, mengajar anak-anak TPQ, dan mengajari anak SD di Desa Penawangan, Kabupaten Semarang, Jateng serta mengajar siswa SMA yang mempersiapkan ujian kuliah.

Di samping fokus pada studi ilmu kedokteran, ia juga aktif di berbagai organisasi. Annisa tercatat sebagai sekretaris di Mahasiswa Pecinta Alam FK (Maladica), Sekretaris Rohis Fakultas (Avincenna) bidang penelitian dan pengembangan.

Baca Juga: Preview Real Madrid Vs Atletico Madrid: Derbi Madrileno di Pekan ke-23 La Liga 2024-2025

Kemudian Rohis jurusan, serta mengikuti pelatihan Kepemimpinan SSC (Salman Spiritual Camp) oleh Salman ITB.

Seusai pendidikan dokternya tuntas, ia melanjutkan Koas di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Setiap hari ia berangkat dari kosnya di Bulusan, Tembalang dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam.

Sekarang ia sukses besar melewati masa sulit dan sanggup membanggakan kedua orang tuanya. Yakni, menjadi dokter dengan prestasi memuaskan walaupun berasal dari keluarga yang kurang mampu. ***

Tags

Terkini