daerah

Pagi Mencekam di Lumajang: Semeru Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 1.000 Meter, Warga Diimbau Menjauh 13 Km

Minggu, 7 Desember 2025 | 10:06 WIB
Gunung Semeru erupsi dahsyat sebabkan ratusan warga mengungsi (Foto: BPBD Lumajang)

KONTEKS.CO.ID - Gunung Semeru di Jawa Timur kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan dengan dua kali erupsi pada Minggu, 7 Desember 2025 pagi.

Abu vulkanik dilaporkan meluncur setinggi 1.000 meter dari puncak gunung tertinggi di Jawa tersebut, memicu peringatan keras bagi warga di sektor Selatan hingga Tenggara.

Laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Sigit Rian Alfian, mengonfirmasi erupsi pertama terjadi pukul 05.10 WIB.

Baca Juga: Cegah Banjir Lahar Dingin Mematikan, BMKG dan BNPB Kerja Bareng Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Gunung Semeru

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Minggu, 07 Desember 2025, pukul 05.10 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 meter di atas puncak (± 4.676 meter di atas permukaan laut),” tulis Sigit.

Kolom abu terlihat putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, bergerak ke arah selatan dan barat daya. Aktivitas vulkanik tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 153 detik.

Tidak lama berselang, erupsi kedua terjadi pada 07.12 WIB, kembali menyemburkan kolom abu setinggi 1.000 meter.

“Terjadi erupsi G Semeru pada hari Minggu, 07 Desember 2025, pukul 07.12 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1.000 meter di atas puncak (± 4.676 meter di atas permukaan laut),” jelasnya.

Erupsi kedua memiliki durasi lebih panjang, yakni 156 detik, dengan amplitudo yang sama.

Peringatan Ketat untuk Warga

Otoritas vulkanologi kembali menegaskan area terlarang bagi aktivitas warga. Mereka meminta masyarakat menjauh dari sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 13 km dari puncak, karena wilayah itu merupakan jalur luncuran awan panas dan potensi aliran lahar.

Baca Juga: BNPB Minta Cek Semua Perangkat EWS Pascaerupsi Semeru

Selain itu, radius 5 km dari kawah wajib steril dari aktivitas apa pun karena rawan lontaran batu pijar.

“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini