KONTEKS.CO.ID - Bandung Raya kembali diingatkan pada ancaman gempa bumi dari Sesar Lembang.
Dalam dua hari berturut-turut, 19–20 Agustus 2025, wilayah Cimahi dan Bandung Barat diguncang gempa ringan akibat pergerakan sesar aktif tersebut.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa pertama berkekuatan Magnitudo 2,3 mengguncang Cimahi.
Baca Juga: Gempa Goyang Bandung Barat, Dipicu Pergerakan Sesar Lembang?
Kemudian diikuti gempa Magnitudo 1,7 di Bandung Barat keesokan harinya.
Meski tidak menimbulkan kerusakan, kejadian ini mempertegas Sesar Lembang masih hidup dan berpotensi menimbulkan guncangan lebih besar.
Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, Sesar Lembang membentang sekitar 29 kilometer dari Padalarang hingga Jatinangor.
Baca Juga: BMKG Sebut Aktivitas Sesar Lembang Meningkat, Ini Potensi Bahaya yang Mungkin Terjadi
Jika seluruh segmen sesar bergerak bersamaan, kekuatan gempanya diperkirakan bisa mencapai Magnitudo 6 hingga 7.
“Jika skenario terburuk terjadi dengan magnitudo 6,8 dan kedalaman 10 kilometer, dampak guncangan bisa mencapai intensitas VII hingga VIII MMI. Bangunan kuat bisa retak parah, sementara bangunan sederhana berisiko roboh,” tulis BMKG dalam kajiannya.
Untuk meminimalisir risiko, Badan Geologi sejak 2018 telah memasang tiga unit seismograf di Soreang, Ciparay, dan Lembang.
Baca Juga: Bukit Strawberry Lembang, Wisata Hits di Pegunungan yang Bikin Dekat dengan Alam
Alat ini membantu memantau pergerakan sesar secara real-time.
Selain itu, peta zonasi bahaya gempa juga telah disusun dan disosialisasikan ke masyarakat, terutama di kawasan padat penduduk seperti Cimahi dan Kota Bandung.