“Jika dibatalkan dalam waktu singkat setelah vasektomi, kemungkinan berhasilnya cukup tinggi. Tapi kalau sudah lewat bertahun-tahun, kesempatannya makin kecil,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa vasektomi adalah metode KB yang lebih ringan daripada sterilisasi perempuan, namun tetap perlu persetujuan sadar dan informasi menyeluruh kepada pasien.
Baca Juga: Kementerian UMKM Apresiasi BIBW 2025, Bawa Dampak Positif Bagi UMKM
Sorotan Etika: Bansos Tidak Seharusnya Bersyarat Medis
Kebijakan menjadikan vasektomi sebagai syarat bansos juga menuai kritik dari pengamat kebijakan publik.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Public Policy Reform, Rika Larasati, syarat semacam ini dapat menciptakan tekanan terselubung kepada masyarakat miskin.
“Membuat prosedur medis jadi prasyarat bansos menimbulkan masalah etika. Ini bisa dianggap sebagai paksaan terselubung,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah warga menyambut baik edukasi tentang peran pria dalam KB, namun meminta agar tidak dijadikan syarat bantuan.
“Kalau mau sosialisasi silakan, tapi jangan sampai bikin masyarakat merasa terpaksa,” ujar Maman, warga Kabupaten Subang. ***