KONTEKS.CO.ID – Desa Ponggok di Klaten, Jawa Tengah, kini dikenal sebagai desa terkaya di Indonesia. Pendapatannya meroket dari Rp80 juta per tahun menjadi Rp3,9 miliar, lalu melesat hingga Rp14 miliar per tahun.
Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa desa pun bisa berkembang pesat jika mampu memanfaatkan potensinya dengan baik.
Perjalanan dari Desa Miskin Menuju Sukses
Sebagai salah satu desa bersejarah yang sudah ada sejak tahun 1800-an, Desa Ponggok dulunya masuk kategori desa miskin yang bergantung pada bantuan pemerintah.
Baca Juga: OJK Resmi Cabut Izin Jiwasraya, Nasabah Memohon Presiden Prabowo Ikut Campur
Namun, perubahan drastis terjadi pada 2015 ketika pemerintah pusat meningkatkan Dana Desa. Momen ini dimanfaatkan dengan baik oleh kepala desa untuk melakukan transformasi ekonomi.
Ponggok memiliki sumber mata air yang awalnya hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci dan mandi.
Tak banyak yang menyadari bahwa airnya yang jernih berwarna biru cerah menyimpan potensi wisata besar.
Baca Juga: Tunda Retret di Magelang, Masinton Pasaribu Masih Tunggu Arahan Megawati
Dengan menggandeng akademisi dan ahli pariwisata, kepala desa akhirnya mengubah mata air tersebut menjadi objek wisata unggulan bernama Umbul Ponggok.
Strategi Pengembangan Wisata
Transformasi Umbul Ponggok tidak hanya sebatas menjadikannya tempat berenang biasa. Berbagai atraksi wisata diperkenalkan, seperti snorkeling dan fotografi bawah air dengan properti unik.
Selain itu, desa juga membangun infrastruktur penunjang, seperti area kuliner, toilet, lahan parkir, dan tempat ibadah untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.
Baca Juga: Dejan-Fadia Tak Akan Latihan Bareng Jelang Tur Eropa, Ini Sebabnya
Kesuksesan Umbul Ponggok menjadi pemicu pengembangan wisata lainnya. Kini, desa ini memiliki lima destinasi tambahan, yakni Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Ponggok Ciblon, Bale Tirto, dan Soko Alas, serta fasilitas penginapan seperti homestay dan guest house.
Dampak Ekonomi bagi Warga
Keberhasilan Ponggok bukan hanya sekadar meningkatkan pendapatan desa, tetapi juga menggerakkan perekonomian masyarakat.