Jenis utama dipasang di venue utama G20, yakni Hotel The Apurva Kempinski atau lokasi pertemuan dan Kawasan Tahura Mangrove atau lokasi jamuan makan-minum.
Kehadiran penjor di perhelatan berkelas internasional, diakui Ketua Paruman Walaka PHDI Bali Profesor Dr I Gusti Ngurah Sudiana, memberikan rasa bangga tersendiri.
"Simbol penjor yang sebenarnya memang berarti sebagai persembahan dan ucap syukur mampu menjadi salah satu tanda pengingat kepada peserta maupun delegasi KTT G20,” kata Ketua Paruman Walaka PHDI, I Gusti Ngurah Sudiana, dalam keterangan tertulis.
Menurut Sudiana, di Bali terdapat dua jenis penjor. Yaitu, penjor yang dipasang berkaitan dengan upacara adat, seperti saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta penjor pepenjoran.
Penjor pepenjoran dapat dipasang kapan saja, tak harus berkaitan dengan upacara adat atau hari raya. Penjor pepenjoran itu yang disiapkan untuk menyambut para delegasi KTT G20.
Pada penjor pepenjoran atau penjor hiasan lazimnya tidak terpasang sanggah penjor dan sampian penjor. Jadi, penjor tersebut murni berfungsi sebagai hiasan yang ditujukan untuk mempercantik acara.
“Secara pribadi saya juga berharap, perhelatan KTT G20 ini memberikan manfaat pula terhadap Indonesia, terutama Bali, sebagai lokasi puncak acara. Semoga bisa memberikan dampak positif ke segala bidang bagi kita semua,” ujarnya.(Laporan kontributor Bali, M Dafi)