Nico mengatakan, para korban kerusuhan pergi ke satu titik di pintu keluar, yakni di pintu 10 dan 12.
“Kemudian terjadi penumpukan di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim pergabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion,” jelas Nico Afinta.
Kata Nico, para korban dievakuasi ke rumah sakit terdekat mulai RS Wava Husada, RS Teja Husada, RSUD Kanjuruhan, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit di Kota Malang.
“Dalam kejadian tersebut telah meninggal 129 orang, dua di antaranya anggota Polri, dan 125 yang meninggal di stadion ada 34 (orang)” ucapnya.