• Senin, 22 Desember 2025

2 Kunci Agar Insiden Seperti Tragedi Kanjuruhan Tidak Terulang

Photo Author
- Sabtu, 18 Maret 2023 | 15:13 WIB
2 kunci agar insiden seperti tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali terungkap dalam hasil Diskusi publik Pasca Kanjuruhan, Qoa Vadis Fanatisme Fans Sepak Bola Indonesia yang diadakan oleh Pusat Komunikasi Olahraga Bung Karno. (Foto: Dok. Panitia)
2 kunci agar insiden seperti tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali terungkap dalam hasil Diskusi publik Pasca Kanjuruhan, Qoa Vadis Fanatisme Fans Sepak Bola Indonesia yang diadakan oleh Pusat Komunikasi Olahraga Bung Karno. (Foto: Dok. Panitia)

KONTEKS.CO.ID – 2 kunci agar insiden seperti tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali bisa disimak di dalam artikel berikut ini.


2 kunci agar insiden seperti tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali. Apa sajakah kuncinya?


Perlu diketahui sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Negeri Surabaya menjatuhkan beberapa vonis yang berbeda kepada lima terdakwa dalam tragedi Kanjuruhan.


Vonis 1 tahun 6 bulan dijatuhkan kepada eks Komandan Kompi Brimob Polda Jawa Timur, Ajun Komisaris Hasdarmawan; dan mantan Ketua Panitia Pelaksana Arema FC, Abdul Haris.


Adapun vonis 1 tahun penjara dijatuhkan kepada bekas petugas keamanan Arema FC, Suko Sutrisno.


Dua terdakwa lainnya, yakni eks Kasat Samapta Polres Malang, Ajun Komisaris Bambang Sidik Achmadi; dan eks Kabag Ops Polres Malang, Wahyu Setyo Pranoto; divonis bebas. Kelima terdakwa tersebut dijatuhi hukuman lebih ringan dari tuntutan jaksa.


Sedangkan satu tersangka lain, yakni mantan Direktur PT Liga Indonesia Bersatu (LIB) Ahmad Hadian Lukita, belum menjalani sidang karena berkas perkaranya masih dilengkapi.


Ringannya hukuman bagi terdakwa tragedi Kanjuruhan menunjukan bahwa suporter masih dianggap bukan menjadi bagian penting dari sepak bola, sehingga hilangnya 135 nyawa tidak nemiliki arti penting di masyarakat.


Hal ini terungkap dalam diskusi publik "Pasca Kanjuruhan, Qoa Vadis Fanatisme Fans Sepak Bola Indonesia" yang diadakan oleh Pusat Komunikasi Olahraga Bung Karno di kampus Universitas Bung Karno, pada Jumat, 17 Maret 2023.




-
Diskusi publik Pasca Kanjuruhan, Qoa Vadis Fanatisme Fans Sepak Bola Indonesia yang diadakan oleh Pusat Komunikasi Olahraga Bung Karno. (Foto: Dok. Panitia)

Direktur Pusat Komunikasi Olahraga Bung Karno, Dr Meistra Budiasa menilai Suporter, pemain dan ofisial adalah satu ekosistem dalam sepak bola.


"Jangan jadikan suporter sebagai komoditas tetapi jadikan sebagai bagian dari sepak bola secara keseluruhan dengan kedepankan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga hukuman ringan dan bebas bagi terdakwa kasus Kanjuruhan itu tentu jauh dari nilai-nilai kemanusiaan," beber Meistra dalam rilis yang diterima Konteks.co.id.


Sementara itu mantan deputi sekjen PSSI yang kini menjadi Direktur Oaka Football Grup, Fanny Riawan mengatakan buruknya pengelolaan sepak bola memiliki pengaruh penting terhadap suporter.


"Presiden Jokowi sebenarnya telah mengeluarkan Inpres nomor 3 tahun 2019 yang isinya tentang pembangunan stadion dengan standard FIFA. Namun sayang ini tidak berjalan, padahal kalau berjalan, tentu tragedi ini bisa dihindari,” buka Fanny Riawan.


Belum lagi pengelolaan sepak bola Indonesia yang masih buruk menyebabkan tidak ada jaminan keamanan bagi suporter dalam menyaksikan pertandingan. Sehingga dengan itu semua kejadian seperti ini tinggal menunggu waktu," kata Fanny lagi mewanti-wanti.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Siap Bangun

Tags

Terkini

Ini Bukan Sergio Ramos! CD Guadalajara Vs Barcelona

Kamis, 18 Desember 2025 | 18:08 WIB
X