KONTEKS.CO.ID - Eks kiper Timnas Ronny Pasla meninggal dunia pada Senin, 24 November 2025, meninggalkan jejak panjang sebagai salah satu penjaga gawang paling berpengaruh dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Kabar ini membuat banyak kalangan sepak bola kembali menoleh pada perjalanan kariernya yang penuh pencapaian besar dan momen ikonik di lapangan.
Ronny Pasla berpulang pada usia 78 tahun di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta, sekitar pukul 01:26 WIB.
Baca Juga: Kata-Kata Patrick Walujo Usai Mundur dari CEO GoTO
Setelah kepergiannya, jenazah disemayamkan di Gereja Evangelis Jakarta Pusat, sebelum direncanakan dimakamkan di Pemakaman Pondok Kelapa pada Selasa, 25 November 2025.
Kepergian figur legendaris ini menjadi momen refleksi bagi dunia sepak bola nasional, mengingat besarnya kontribusi yang ia berikan pada masa keemasannya membela Indonesia.
Profil Ronny Pasla
Ronald Gustaf Pasla, yang lebih dikenal sebagai Ronny Pasla, lahir pada 15 April 1947 di Medan, Sumatera Utara.
Baca Juga: Polisi Hong Kong Keturunan Indonesia Muncul di Video Kampanye Pemilu Legislatif
Ia berasal dari keluarga keturunan Minahasa, dan masa mudanya justru tidak langsung tertuju pada sepak bola.
Ronny memulai karier sebagai atlet tenis dan pernah mewakili Sumatera Utara pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) VII 1965.
Meski akhirnya batal bertanding karena tragedi G30S, Ronny justru semakin berkembang dan meraih gelar juara Kejuaraan Tenis Junior Nasional dua tahun setelahnya.
Perjalanan kariernya berubah ketika ia beralih ke sepak bola dan menemukan tempat yang tepat sebagai penjaga gawang.
Baca Juga: Patrick Walujo Mengundurkan Diri sebagai CEO GoTo
Ronny memperkuat Timnas Indonesia sejak 1967 hingga 1979, menggantikan Yudo Hadianto sebagai kiper utama.
Selama lebih dari satu dekade, ia menjadi figur sentral di bawah mistar, dikenal karena refleks cepat dan keberanian dalam menghadapi penyerang lawan.
Dalam kehidupan pribadi, Ronny menikah dengan Enny K. Pasla dan dikaruniai enam anak: Fransiska, Fransisce, Renaldo, Jonny Raymond, Diaz, dan Sisfani.
Keluarga menjadi salah satu elemen penting dalam perjalanan hidupnya, terutama ketika ia memilih kembali ke dunia tenis setelah pensiun dari sepak bola.
Artikel Terkait
Pep Guardiola Ngamuk usai Manchester City Kalah dari Newcastle, Kameramen Ikut Jadi Sasaran
Haaland Mandul Lagi, Manchester City Tersungkur di Markas Newcastle
Usai Kekalahan Beruntun, Legenda Liverpool: Jangan Pecat Slot!
Paul Pogba Akhiri Penantian 811 Hari, Resmi Comeback Bersama AS Monaco
Barcelona Rayakan Kepulangan ke Camp Nou dengan Kemenangan Sempurna