Siapa Cyrus Margono? Kiper Muda Berdarah Indonesia yang Jadi Incaran Naturalisasi PSSI: Pesaing Serius Maarten Paes

KONTEKS.CO.ID - Nama Cyrus Margono mendapat sorotan oleh pecinta sepakbola tanah air setelah aksinya dipantau oleh pelatih kiper Timnas Indonesia.

Cyrus Ashkon Margono adalah penjaga gawang muda berdarah Indonesia yang kini bermain untuk klub KF Dukagjini di Liga Super Kosovo.

Lahir pada 9 November 2001 di Mount Kisco, New York, Amerika Serikat, Cyrus memiliki darah Indonesia dari ayahnya yang berasal dari Bali.

Baca Juga: Merasa Tersudut Berita Negatif, Kejagung Tersangkakan Direktur Pemberitaan TV Swasta

Cyrus memulai karier sepak bolanya di akademi New York Soccer Club dan Met Oval Academy.

Pada tahun 2015, ia sempat menjalani pelatihan di akademi Inter Milan. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan dan karier sepak bolanya di University of Denver dan University of Kentucky.

Pada tahun 2021, Cyrus bergabung dengan Panathinaikos B di Yunani dan mencatatkan 17 penampilan selama tiga musim.

Pada Februari 2025, ia resmi bergabung dengan KF Dukagjini di Kosovo dan telah tampil dalam 12 pertandingan hingga April 2025.

Meskipun lahir di Amerika Serikat, Cyrus memiliki keinginan kuat untuk membela Timnas Indonesia.

Baca Juga: Buntut Suap Hakim Puluhan Miliar, Pengamat Desak Kejagung Segera Jerat Wilmar Group sebagai Pelaku Kejahatan Korporasi

Setelah sempat kehilangan status kewarganegaraan Indonesia karena batas usia, ia mengajukan permohonan kembali dan resmi menjadi Warga Negara Indonesia pada 21 Maret 2024.

Dengan tinggi badan 1,91 meter dan pengalaman bermain di Eropa, Cyrus bisa menjadi pilihan mengawal gawang Timnas Indonesia di masa depan.

Namun kiper berusia 23 tahun itu harus bersaing dengan nama-nama besar seperti Maarten Paes, Emil Audero, Nadeo Argawinata dan Ernando Ari.

Statistik Karier Cyrus Margono

• Panathinaikos B (2021–2024): 17 penampilan
• KF Dukagjini (2025–sekarang): 12 penampilan hingga April 2025

Dengan latar belakang internasional dan dedikasi tinggi, Cyrus Margono berpotensi menjadi aset berharga bagi sepak bola Indonesia di kancah internasional.***