KONTEKS.CO.ID – Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Penyakit DBD dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, ruam, dan perdarahan.
Dalam beberapa kasus, penyakit DBD dapat menyebabkan kematian akibat syok atau kegagalan organ.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022 terdapat 96.347 kasus DBD di Indonesia, dengan angka kematian sebesar 0,6 persen.
Untuk mencegah penyebaran DBD, salah satu strategi yang sedang dikembangkan adalah menggunakan nyamuk Wolbachia.
Nyamuk Wolbachia adalah nyamuk Aedes aegypti yang telah disuntik dengan bakteri Wolbachia, yang merupakan bakteri yang hidup secara alami pada sekitar 50 persen spesies serangga.
Bakteri ini dapat mengganggu reproduksi nyamuk dan mengurangi kemampuan nyamuk untuk membawa dan menularkan virus dengue kepada manusia.
Cara kerja nyamuk Wolbachia:
Nyamuk betina yang terinfeksi Wolbachia akan menghasilkan telur yang juga terinfeksi Wolbachia, sehingga populasi nyamuk Wolbachia akan meningkat secara alami.
Untuk nyamuk jantan yang terinfeksi Wolbachia akan menyebabkan telur yang dibuahi oleh nyamuk betina yang tidak terinfeksi Wolbachia menjadi tidak subur, sehingga populasi nyamuk biasa akan menurun secara alami.
Nyamuk yang terinfeksi Wolbachia akan memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, sehingga virus dengue tidak dapat berkembang biak di dalam tubuh nyamuk dan tidak dapat ditularkan kepada manusia.
Nyamuk Wolbachia telah diuji coba di beberapa negara, seperti Australia, Vietnam, Brasil, Kolombia, dan Indonesia.
Di Indonesia, nyamuk Wolbachia telah dilepaskan di beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan Jakarta.
Hasil uji coba menunjukkan bahwa nyamuk Wolbachia dapat menekan populasi nyamuk biasa hingga 80% dan mengurangi insiden DBD hingga 77%.
Namun, nyamuk Wolbachia juga menimbulkan pro dan kontra di berbagai masyarakat yang ada di Indonesia.
Beberapa manfaat yang diklaim dari nyamuk Wolbachia:
Nyamuk Wolbachia aman bagi manusia dan lingkungan, karena bakteri Wolbachia tidak dapat hidup di luar tubuh serangga dan tidak dapat menular ke manusia atau hewan lain.
Nyamuk Wolbachia dapat mengurangi penggunaan insektisida yang berbahaya bagi kesehatan dan ekosistem, karena nyamuk Wolbachia dapat mengendalikan populasi nyamuk secara alami.
Serangga ini dapat memberikan perlindungan jangka panjang terhadap DBD dan penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Seperti Zika dan Chikungunya, karena nyamuk Wolbachia dapat mencegah penularan virus dari nyamuk ke manusia.
Kekhawatiran dari nyamuk Wolbachia:
Nyamuk Wolbachia dapat menyebabkan perubahan ekologi yang tidak terduga, karena nyamuk Wolbachia dapat mempengaruhi rantai makanan dan keseimbangan ekosistem.
Nyamuk Wolbachia dapat menyebabkan resistensi virus dengue, karena virus dengue dapat beradaptasi dan bermutasi untuk mengatasi efek Wolbachia pada nyamuk.
Serangga ini dapat menyebabkan penularan penyakit lain yang tidak di ketahui, karena nyamuk Wolbachia dapat membawa bakteri atau virus lain.
Oleh karena itu, nyamuk Wolbachia perlu dipantau dan dievaluasi secara terus-menerus untuk mengetahui dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan dan lingkungan.
Selain itu, nyamuk Wolbachia bukanlah solusi tunggal untuk mengatasi DBD, tetapi harus di dukung oleh upaya lain, seperti pemberantasan sarang nyamuk, peningkatan kesadaran masyarakat, dan peningkatan pelayanan kesehatan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"