KONTEKS.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menginstruksikan jajarannya untuk mempertimbangkan penghapusan subsidi kendaraan listrik senilai USD7.500 bagi konsumen.
Langkah ini diperkirakan akan memperlambat adopsi mobil ramah lingkungan di AS dan memengaruhi target pengurangan emisi karbon.
Alasan Penghapusan Subsidi Mobil Listrik
Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya Trump untuk memangkas pengeluaran pemerintah.
Baca Juga: Gaya Hedon Mira Hayati Pemilik Skincare MH Cosmetic yang Dituding Berbahaya
Dalam perintahnya, Trump meminta penghentian alokasi dana subsidi dari dua undang-undang utama, yaitu Inflation Reduction Act (IRA) dan Infrastructure Investment Act.
Meskipun subsidi kendaraan listrik sebelumnya dianggap sebagai insentif penting untuk mendukung transisi ke energi bersih, Trump menilai subsidi ini memberikan beban yang tidak perlu pada anggaran negara.
Dampak pada Konsumen dan Produsen
Penghapusan subsidi ini dapat mengurangi daya tarik mobil listrik di kalangan konsumen, terutama karena harga kendaraan listrik yang masih relatif tinggi dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.
Baca Juga: Flu Hentikan Langkah Gregoria: Putuskan Mundur di 8 Besar Indonesia Masters 2025
Bagi produsen, kebijakan ini bisa memperlambat inovasi dan produksi kendaraan listrik.
Industri otomotif yang telah berinvestasi besar dalam pengembangan teknologi ramah lingkungan mungkin menghadapi tantangan baru.
Kebijakan ini memicu reaksi keras dari aktivis lingkungan dan produsen kendaraan listrik.
Tesla dan General Motors, misalnya, menyatakan bahwa subsidi tersebut adalah kunci untuk mempercepat transisi AS ke energi bersih.
Baca Juga: Bukan Senpi, Ternyata Pria Koboy Todong Korek Api ke Petugas SPBU di Jaktim
Namun, pendukung Trump berargumen bahwa subsidi semacam ini menghambat pasar bebas dan menciptakan ketergantungan pada bantuan pemerintah. ***