Artinya, karakter mesinnya bisa tetap ringan dan responsif, tapi dengan tenaga tambahan yang lebih terasa di putaran menengah hingga atas.
Kalau rumor ini benar, Yamaha bisa punya formula jitu: performa yang meningkat tanpa mengorbankan efisiensi.
Baca Juga: Hasil Drawing SEA Games 2025: Indonesia Masuk Grup Neraka Bersama Myanmar dan Singapura!
Di sisi lain, pengembangan R2 juga berpotensi jadi langkah transisi bagi rider pemula yang ingin merasakan sensasi sport fairing, tapi belum siap “lompat” ke kelas 250 cc.
Potensi Risiko dan Strategi Pasar Yamaha
Meski menjanjikan, langkah ini bukan tanpa risiko.
Karakter dan harga R2 yang terlalu dekat dengan R15 bisa menimbulkan “kanibalisasi” di pasar.
Baca Juga: Prabowo: Kejagung Harus Koreksi Diri, Jangan Cari Kesalahan Orang Kecil
Namun Yamaha tampaknya cukup berpengalaman mengatur segmentasi produknya.
Model ini justru bisa dijadikan penerus R15 di masa depan, terutama jika regulasi mesin di pasar Asia terus bergeser.
Dengan harga dan performa yang dikalibrasi pas, R2 bisa menempati posisi unik di antara dua kelas besar yang sudah ada.
Spekulasi makin kuat karena nama “YZF-R2” disebut sudah terdaftar di beberapa negara, meski Yamaha belum buka suara secara resmi.
Biasanya, langkah ini menandakan bahwa proyek sudah berjalan di balik layar.
Jika benar diluncurkan, YZF-R2 bisa jadi produk strategis baru di segmen sport fairing entry-level, dan mungkin bakal menarik minat besar di Indonesia, negara yang masih jadi pasar terbesar Yamaha di Asia Tenggara.
Belum ada konfirmasi resmi dari Yamaha, tapi jika kabar ini terbukti, YZF-R2 bisa jadi salah satu motor sport paling ditunggu tahun depan.