KONTEKS.CO.ID - Wacana pemerintah untuk mewajibkan penggunaan bahan bakar beretanol mulai tahun 2026 mendatang memantik beragam tanggapan dari kalangan otomotif.
Kebijakan ini dipandang strategis dalam menekan impor minyak dan memperkuat transisi menuju energi hijau, namun tetap saja tantangan teknisnya tak bisa diabaikan begitu saja.
Influencer otomotif yang juga pembalap nasional, Fitra Eri Purwotomo menyebut, etanol merupakan campuran biofuel yang dicampurkan ke bahan bakar fosil untuk mengurangi pemakaian bahan bakar fosil.
Sehingga jika etanol 10 persen, itu artinya 90 persen saja yang bahan bakar fosil, sedangkan 10 persennya adalah energi baru terbarukan.
Baca Juga: Penjelasan Pakar Soal Etanol, Apakah Bikin Boros dan Aman untuk Mesin
Menurut Fitra, etanol berfungsi untuk meningkatkan oktan secara mudah. Namun, juga memiliki sifat lain yang merupakan kelemahan dari etanol itu sendiri.
"Yang pertama nilai energinya tidak begitu, tidak sebesar bahan bakar fosil. Jadi, tenaga mesin akan sedikit menurun, kemudian konsumsi bahan bakar akan sedikit lebih boros. Dan kemudian satu sifat dari etanol yaitu mudah menyerap air dari atmosfer," terang Fitra, dalam video yang diunggah di akun Instagram-nya, @fitra.eri, dikutip pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Baca Juga: Vivo dan BP-AKR Batal Beli Minyak Pertamina, Kandungan Etanol 3,5 Persen Jadi Alasan
"Artinya di negara-negara yang udaranya lembap seperti Indonesia, ini akan menarik banyak air. Dan kita tahu air itu sifatnya korosif. Sehingga bahan bakar ber-etanol itu lebih korosif ke mesin," tambahnya lagi.
Tetap Aman Digunakan
Lebih lanjut Fitra menjelaskan, penggunaan BBM beretanol tetap aman asalkan base fuel yang menggunakan etanol ini dicampur dengan aditif yang dari awal dirancang untuk bekerja dengan maksimal di base fuel yang menggunakan etanol.
"Nah kalau kita lihat berita-berita kemarin SPBU swasta itu menolak base fuel yang ada etanolnya, kemungkinan besar mereka memiliki aditif di Indonesia yang dari awal dirancang untuk bekerja bersama base fuel yang tidak mengandung etanol artinya mereka membutuhkan waktu riset lagi untuk membuat aditif yang bisa bekerja maksimal dengan base fuel yang ber-ethanol," ungkap Fitra.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Luruskan Kabar Pertalite Campur Etanol yang Viral di Medsos
Kendaraan Belum Sepenuhnya Kompatibel
Reviewer otomotif itu menambahkan, tidak semua mesin mobil tahan dengan etanol. Kendati sebagian besar mobil-mobil modern sudah tahan dengan etanol.