KONTEKS.CO.ID – Toyota Fortuner tengah menjadi sorotan akibat ulah aragon pengendaranya di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Minggu dini hari.
Sebelumnya, sejumlah insiden akibat gaya mengemudi agresif pengendara juga menyeret nama Toyota Fortuner. Alhasil citra brand menjadi buruk di tengah-tengah masyarakat.
Sejatinya nama Toyota Fortuner memang sangat populer bagi masyarakat Indonesia. Kendaraan bergenre Sport Utility Vehicle (SUV) ini bukan hanya mendominasi jalanan di Tanah Air, tapi juga beredar di belahan Bumi lainnya, terutama di negeri padang pasir.
Indonesia patut bangga dengan brand ini. Produk dihasilkan di pabrik Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di kawasan Karawang, Jawa Barat.
Sejarah Singkat Toyota Fortuner
Melansir laman mobil88, mobil SUV yang debut pada 2005 itu bukan dibangun di Indonesia. Unit diproduksi di Thailand.
Saat itu, target pasar Fortuner kala itu sangat kecil, hanya untuk Indonesia dan sejumlah negara ASEAN. SUV ini dinilai ideal dengan kondisi demografi dan jalan di Tanah Air.
Toyota Thailand mendesainnya pertama kali dengan memanfaatkan platform global International Multi-Purpose Vehicle (IMV). Platform mengawinkan antara Hilux Vigo bagi konsumen Thailand serta Kijang Innova yang sudah merambah pasar otomotif nasional. Keduanya merupaka kendaraan kuat dan tangguh.
Di Jepang, Tpyota punya jagoan SUV lainnya yakni Land Cruiser dan Land Cruiser Prado. Tetapi banderolnya sangat tinggi, plus status Completely Built Up (CBU). Karena itu, keduana kurang laris dan sepi pembeli.
Sejarah mengklaim, tahun 2005 Fortuner resmi dilepas ke pasaran. Sejak saat itu sampai sekarang si bongsor dijual melalui PT Toyota Astra Motor sebagai agen pemegang merek Toyota di Tanah dengan status impor utuh atau CBU dari Thailand.
Kekuatan Mesin
Di Indonesia, Toyota hanya menawarkan mesin bensin dengan kode 2TR-FE dengan dua pilihan varian yaitu 2.7 G dan 2.7 V. Keduanya menghasilkan tenaga 161 daya kuda. Saat itu, Fortuner juga melengkapi varian dengan penggerak 4 × 4.
Lalu permintaan Fortuner terus merayap naik. Sampai kemudian pada awal 2007 unit diimpor hanya dalam bentuk komponen. Lalu dirakit lokal atau Completely Knock Down (CKD) di pabrik Karawang dengan kandungan komponen lokal sudah mencapai 45%.
Minat terhadap Fortuner generasi pertama melonjak tajam hingga tak terbendung. Lalu Toyota ikut memberikan opsi mesin diesel berkode 2KD-FTV dan satu pilihan 2.5 G M/T.
Mesin diesel mengaplikasikan sistem Common Rail seperti pada mesin Toyota Kijang Innova versi diesel. Saat itu, Fortuner varian diesel hanya menawarkan transmisi manual. Namun di 2009 dirilis diesel transmisi otomatis.
Tahun 2010, pabrik Toyota di Bangkok ditutup. Hal ini dimanfaatkan Toyota Indonesia untuk menggarap Fortuner secara lokal.
Dengan catatan, mobil yang diracik di Karawang berjenis mesin bensin. Sedangkan Fortuner diesel tetap dibangun di sana.
Generasi Kedua
Di tahun 2012, tersiar kabar Toyota bakal hadir generasi kedua. Sebab sudah tujuh tahun brand tak mengalami ubahan besar.
Sayangnya hal itu tak terjadi. Toyota hanya memunculkan Fortuner facelift. Tetapi menyediakan mesin diesel dilengkapi turbocharger dengan geometry turbin bervariasi atau Variable Geometry Turbocharger (VNT).
Lalu menghadirkan Fortuner versi TRD Sportivo. Dengan tampilan tersebut, mobil ini diklaim tak hanya sangar, namun lebih bergaya sporty.
Kejutan datang pada 22 Januari 2016. Toyota merilis Fortuner paling terbaru. Tentu tampilan generasi kedua berubah total. Mulai eksterior, interior hingga mesin.
Perubahan paling ekstrem ada di sisi wajah, terutama lampu utama yang lebih pipih, fog lamp, serta grille, sehingga kian stylish modern.
TMMIN pun terus menggenjot produksi dari Fortuner. Bahkan sudah mengirimnya ke puluhan negara di dunia. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"