KONTEKS.CO.ID – Hasil uji tabrak Citroen e-C3 oleh lembaga pemeringkat Global NCAP (New Car Assesment Programme) menghasilkan kesimpulan yang kurang memuaskan.
Mobil listrik yang terimpor dari India dan akan terpasarkan di Indonesia ini ternyata menunjukkan kinerja yang buruk dalam uji tabrak tersebut.
Standar Keamanan Indonesia Sudah Ditegakkan
Meskipun demikian, Chief Executive Officer PT Indomobil National Distributor, Tan Kim Piauw, menegaskan, Citroen e-C3 sudah menyesuaikan standar keamanan sesuai dengan ketentuan di Indonesia.
Menurutnya, memenuhi standar keamanan di Indonesia bukanlah perkara mudah, dan pemerintah memiliki standar yang tinggi dalam hal tersebut.
“Kita sudah melalui tes layak jalan, yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Itu sudah dilakukan, dan itu sudah lulus. Jadi kalau untuk memenuhi standar keamanan di Indonesia saat ini sudah lulus, dan itu tidak masalah,” ungkap Tan Kim Piauw.
Hasil Uji Tabrak Citroen e-C3 Mengejutkan
Namun, hasil uji tabrak dari Global NCAP menunjukkan bahwa Citroen e-C3 sama sekali tidak mendapat bintang untuk perlindungan dewasa. Bahkan, untuk perlindungan anak, mobil ini hanya mendapat satu bintang.
Global NCAP mencatat bahwa meskipun bodi mobil stabil saat terjadi benturan, namun kekurangan fitur seperti electronic stability control, advanced driver assistance system (ADAS), isofix, side airbag, dan knee airbag, berdampak pada hasil uji tabrak secara keseluruhan.
Harapan untuk Koreksi
Sekretaris Jenderal Global NCAP, Alejandro Furas, mengecam hasil buruk tersebut dan menyebutnya sebagai “hasil yang mengerikan dari Stellantis”.
PSA -grup yang menaungi Citroen- pernah menjadi pemimpin dalam hal keselamatan, namun sebagai bagian dari grup Stellantis, Citroen justru mengalami kemunduran yang signifikan.
“Kami berharap hasil buruk ini dapat terkoreksi secara global sebagai suatu hal yang mendesak,” ujar Alejandro Furas.
Meskipun demikian, Citroen e-C3 tetap akan merek pasarkan di Indonesia. Sebagai konsumen, penting bagi kita untuk selalu memerhatikan faktor keselamatan saat memilih kendaraan.
Dan menuntut produsen untuk terus meningkatkan standar keselamatan pada produk mereka. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"