• Senin, 22 Desember 2025

Kontroversi Mobil Esemka Bima, Warganet: Kok Mirip Mobil di China

Photo Author
- Jumat, 3 Februari 2023 | 17:47 WIB
Tampak Presiden Joko Widodo saat menjajal kenyamanan Esemka Bima. Kontroversi mobil esemka masih berlangsung. Foto: Esemka
Tampak Presiden Joko Widodo saat menjajal kenyamanan Esemka Bima. Kontroversi mobil esemka masih berlangsung. Foto: Esemka

KONTEKS.CO.ID - Kontroversi mobil Esemka ada dalam artikel ini. PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) berhasil membangun Bima 1.2 dan Bima 1.3. Tapi kontroversi masih mewarnai keberhasilan mereka.

Ini tak lain karena banyak orang, terutama warganet yang melihat kontroversi mobil Esemka sebagai copy-paste dari produk China, Changan Star Truck. Terlebih Esemka memang belum memiliki fasilitas rancang bangun atau research and development (R&D).

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, yang sebelumnya menjabat Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, mengatakan, kementerian sangat mendukung perusahaan manufaktur dengan R&D dengan memberikan insentif pajak.

Setahu dirinya, Esemka sudah mempunyai Divisi R&D engine. Namun divisinya belum begitu besar.

Terkait kesamaan desain produk Esemka, dia mengakui memang ada sejumlah bagian serupa. Hanya sepengetahuannya, pihak mereka membeli putus desain mobil.

Nah sistem membeli putus desain membuat prinsipal Esemka dibolehkan mengembangkan desain selanjutnya dari produk. Termasuk perubahan desain atau pemanfaatan komponen kendaraannya secara multisource.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengatakan, industri otomotif dunia setiap pabrikan atua negara mempunyai keunggulan masing-masing.

Contohnya, ada wilayah yang unggul di aspek desain, desain eksterior, powertrain, interior. Imbasnya, produk yang laku di sini belum pasti laris di wilayah lain.

"Nah dalam konteks ini, hadir konsep adopsi. Sehingga satu model kendaraan bisa rebadging dengan beragam merek. Ini tergantung akan dipasarkan di mana," paparnya.

Dia pun mencontohkan kerja sama re-badging yang ditentukan oleh pemiliknya. Misalnya General Motors Indonesia yang menjual produknya dengan merek Opel dan diganti brand Chevrolet. Nah merek Opel juga dijual di Jerman.

Bahkan belakangan muncul satu model memiliki empat merek. Yaitu, MG, Wuling, Chevrolet, serta Hector.

Gaikindo pun tak mempermasalahkan apa yang ditempuh Esemka. Mereka adalah bagian dari industri otomotif nasional yang wajib didukung. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

China Perketat Aturan Gagang Pintu Kendaraan Listrik

Kamis, 18 Desember 2025 | 09:21 WIB
X