KONTEKS.CO.ID – Cara kerja Niku Banyu (Nikuba) yang mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan masih menuai pro-kontra. Dikatakan diabaikan BRIN, tapi industri otomotif Italia diklaim meminatinya.
Seperti apa cara kerja Niku Banyu Cirebon karya Aryanto Misel? Peneliti Madya Pusat Riset Material Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Deni Shidqi Khaerudini, pun memberikan penjelasannya.
Deni mengatakan, secara umum alat temuan seperti Nikuba bukan hal baru. Bisa dikatakan banyak yang telah diperjualbelikan.
“Ini model lama, ini berulang. Sifatnya fuel saver, (temuan ini) bukan barang baru dan konsepnya ada di ilmu dasar fisika dan kimia,” klaimnya, dinukil Rabu 5 Juli 2023.
Namun, tegas dia, alat temuan Aryanto Misel tak sama dengan teknologi fuel cell di mobil buatan pabrikan dunia seperti yang ada di Toyota Mirai atau Honda Clarity.
Cara kerja Niku Banyu dinilai berbeda dengan teknologi fuel cell yang diadopsi pabrikan otomotif dunia.
Untuk diketahui, fuel cell adalah alat yang memproduksi listrik berdasarkan reaksi elektrokimia, bukan pembakaran. Di teknologi fuel cell, hidrogen dan oksigen disatukan guna menghasilkan listrik, panas, dan air.
Cara Kerja Niku Banyu, Jarak Tempuh Diragukan
Sedangkan di Nikuba dengan sistem generator elektrolisnya diklaim penemunya telah melalui uji coba. Hasilnya, cuma dengan 1 liter air yang terkonversi menjadi hidrogen, sudah sanggup melahap perjalanan Cirebon-Semarang PP.
Terkait hal ini, Deni meragukan klaim satu liter air yang dikonversi Nikuba bisa membawa kendaraan melakoni jarak ratusan kilometer. Yakni jarak dari Cirebon ke Semarang pergi pulang.
“Hal itu berbeda dengan Honda Clarity dan Toyota Mirai dengan fuel cell. Dan mustahil satu liter air digunakan untuk menempuh 237 km, jarak antara Cirebon dan Semarang (PP),” kritiknya
Lebih lanjut dikatakan, konsep yang digunakan Nikuba adalah HHO atau Hidrogen Hidrogen Oksigen ini disebut gas Brown -nama penemunya Yull Brown. “Bukan hidrogen murni,” imbuhnya.
Dia menambahkan, HHO berfungsi sebagai penghemat bukan pengganti bahan bakar kendaraan. “Konsep HHO tak menggantikan BBM, melainkan fuel saver. Karena tetap ada fungsi BBM, yakni hidrokarbon yang saat dibakar di piston mencipatakan efisiensi pembakaran menjadi lebih baik,” paparnya.
Deni menegaskan, untuk bisa mengatakan Nikuba menghasilkan kerja sebagai pengganti BBM, harus ada data yang mengamini kalau hidrogen terpakai adalah gasnya.
Namun ini juga sulit dibenarkan. Sebab jika murni hidrogen, sistem pembakaran di mobil dan motor tidak mendukung. “Hidrogen gasnya kecil, jadi enggak cocok dengan sistem pembakarannya,” tukas Den.
Dia pun kembali menegaskan teknologi yang dibawa Niku Banyu bukanlah temuan baru. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"