KONTEKS.CO.ID – WSBK Mandalika rugi besar. Kabarnya akan segera diakhiri kontraknya. Lalu bagaimana nasib kontrak 10 tahun yang sudah disepakati?
WSBK Mandalika rugi besar dan akan segera diakhiri. Itu dikatakan oleh holding BUMN pariwisata InJourney.
Holding BUMN pariwisata InJourney berupaya putar strategi untuk menyehatkan perusahaan yang mengelola Sirkuit Mandalika, yaitu Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
Ternyata MGPA sudah menelan kerugian besar dari pegelolaan Sirkuit Mandalika, padahal sirkuit jalan raya internasional di Lombok ini menjadi tuan rumah dua ajang balap motor bergengsi, yaitu World Superbike (WSBK) dan MotoGP.
Rugi Rp100 miliar
Akan tetapi, dua event terbesar balap motor dunia itu ternyata tidak banyak membantu MGPA untuk mendapat keuntungan.
Direktur Utama (Dirut) InJourney Doni Oskaria menjelaskan, untuk meminimalisir kerugian, dirinya tengah mengusulkan untuk mundur dari tuan rumah WSBK mulai 2024.
“Kerugian tebesar di Mandalika itu di WSBK. Kami akan negosiasi menghilangkan WSBK. Jadi nanti kerugian kita akan turun. Karena jujur itu eventnya tidak menarik,” beber Doni Oskaria saat RDP dengan Komisi VI DPR RI, di gedung parlemen Jakarta, pada Rabu, 14 Juni 2023.
Dengan menghapus WSBK dari event tahunan di Sirkuit Mandalika, Doni menyebut mampu mengurangi kerugian yang timbul mencapai Rp100 miliar.
Meleset dari perkiraan sebelumnya
Uniknya, sebelum WSBK di gelar di Mandalika, acara balapan tersebut diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan negara sebesar USD15 juta (sekitar Rp224 miliar dengan kurs 15 Juni 2023) dari penjualan tiket dan pendapatan pariwisata.
Bagaimana dengan kontrak 10 tahun?
Bila Indonesia mundur sebagai negara tuan rumah WSBK mulai 2024. Lantas bagaimana nasib kontrak yang sudah didapat MGPA dari Dorna Sports, yakni untuk 10 tahun?
Awalnya, WSBK dan MotoGP Indonesia di Mandalika memperoleh kontrak lima tahun mulai musim 2021.
’’Prinsipnya, Dorna setuju menggelar balapan 10 tahun di Indonesia meski sirkuitnya belum jadi,’’ ungkap Chief Strategic Communication Officer MGPA Happy Harinto pada 15 April 2020.
Biasanya hanya tiga tahun
Ada yang bilang kontrak 10 tahun itu sudah resmi, ada juga yang bilang masih secara prinsip.
Tapi seperti yang diketahui, untuk setiap negara yang mengajukan sebagai tuan rumah putaran WSBK atau seri MotoGP, hanya akan diberikan untuk komitmen tiga tahun.
Setelah tahun kedua kontrak, bila masih ingin jadi penyelenggara, tuan rumah baru boleh mengajukan lagi perpanjangan untuk tiga tahun berikutnya.
Jadi agak mengejutkan bila MGPA mengatakan mereka telah resmi mendapat persetujuan menggelar balapan selama 10 tahun di Sirkuit Mandalika.
So, bila tahun depan tidak ada WSBK 2024 di Sirkuit Mandalika, maka sudah mahfum, karena memang kontraknya kemungkinan besar sudah habis, setelah di sana sudah menggelar lomba 2021-2023.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"