KONTEKS.CO.ID - Perasaan dilanjutin sebel, gak dilanjutin bikin penasaran yang kerap dikeluhkan penonton di kolom komentar TikTok, kini telah menjadi fondasi dari sebuah industri global bernilai ratusan triliun rupiah.
Fenomena Dracin (Drama China) berdurasi ultra-pendek ini yang seringkali hanya 60 hingga 90 detik per episode telah berevolusi dari tontonan receh menjadi komoditas ekspor budaya baru Tiongkok yang dirancang khusus untuk menjebak perhatian warganet.
Bagi konsumen di Indonesia, dampak dari industri ini sangat terasa. Kita bukan hanya penonton pasif, melainkan kita adalah target utama.
Baca Juga: Kekalahan Sabar-Reza Menjalar ke Putri KW: Gagal Juara Tunggal Putri Hylo Open 2025
Laporan Media Partners Asia (MPA) memproyeksikan Indonesia akan menjadi kontributor terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025, dengan nilai pasar diperkirakan mencapai USD66 juta atau Rp1,09 triliun. Angka ini diperkirakan akan meledak menjadi USD311 juta (Rp5,15 triliun) pada tahun 2030.
Keberhasilan penetrasi pasar di Indonesia ini bukanlah kebetulan, melainkan hasil dari strategi yang sangat terfokus.
Menurut laporan Sixth Tone, rumah produksi Tiongkok secara cermat menyesuaikan tema konten agar relevan dengan pasar lokal.
Baca Juga: Bantai Valencia 4-0, Xabi Alonso Sebut Real Madrid Sempurna
Konten Islami Jadi Senjata Penetrasi Pasar Micro Drama China
Jika pasar Amerika Serikat disuguhi kisah cinta urban dan CEO dominan, pasar Indonesia dan Timur Tengah secara khusus diserang dengan drama berlatar budaya Islam, memastikan keterikatan emosional yang lebih dalam dengan penonton lokal.
Model bisnis yang digunakan untuk memonetisasi rasa penasaran konsumen Indonesia ini meniru kesuksesan web novel di era 2000-an, yaitu sistem freemium yang adiktif.
Penonton akan diberi beberapa episode pertama secara gratis untuk membangun ketegangan.
Baca Juga: Prabowo Sebut Judi Online Rugikan Indonesia Rp133 Triliun, Serukan Kerja Sama Internasional
Tepat di adegan cliffhanger yang paling intens, penonton dipaksa membayar sejumlah koin digital (in-app purchase) atau menonton serangkaian iklan untuk melanjutkan cerita.
Model inilah yang menjadi mesin uang utama industri. Diperkirakan pada tahun 2030, 74% pendapatan industri ini akan berasal dari in-app purchase yang dibayar langsung oleh konsumen yang terjebak rasa penasaran.