KONTEKS.CO.ID – Deputi Analisa Data dan Informasi, Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menyamakan pernyataan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau sering disapa Bamsoet yang meminta pelaksanaan Pemilu 2024 dipikirkan ulang dengan Harmoko di masa Orde Baru (Orba).
Ketika presiden masih menjadi mandataris MPR, pada tahun 1998 Ketua MPR Harmoko adalah yang paling getol mengompori supaya Soeharto kembali menjabat sebagai presiden.
“Saya kira, pertanyaan Ketua MPR saat ini yaitu Pak Bambang Soesatyo dengan justifikasi hasil survei agak mirip dengan yang terjadi pada 1997-1998 menjelang kejatuhan Soeharto,” kata Syahrial kepada wartawan Jumat 9 Desember 2022.
Syahrial menambahkan, kesamaan lainnya adalah Harmoko dan Bamsoet sama-sama merupakan kader Golkar.
Selain itu menurutnya, upaya penundaan Pemilu 2024 sebagai penghianatan reformasi, yang menjatuhkan kekuasaan orde baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
“Saya menduga, orang-orang yang selalu meniupkan ide soal penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan Presiden adalah penumpang gelap reformasi. Tidak taat konstitusi dan haus kekuasaan,” tegasnya.
Syahriar berharap Presiden Jokowi tidak terpengaruh berbagai masukan terkait penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden.
“Semoga Presiden Jokowi tidak terlena dan lebih mengutamakan kepentingan persatuan bangsa. Bahwa ada catatan kelam sejarah godaan kekuasaan yang mencederai konstitusi dan demokrasi,” pungkasnya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"