KONTEKS.CO.ID – Mohammad Turi memang luar biasa. Mahasiswa magister UNESA yatim-piatu ini bisa bisa menyelesaikan kuliah S2-nya hanya dalam waktu 1,4 tahun dengan IPK 4,0 sempurna.
Hebatnya lagi, Mohammad Turi meraih prestasinya itu dengan kondisi ekonomi serbasulit. Dengan capaian di atas rata-rata tersebut, ia ternobatkan sebagai lulusan terbaik dalam acara Wisuda ke-109 UNESA pada awal Februari kemarin.
Ingin menginspirasi banyak orang, Turi pun berbagi cerita tentang perjuangannya bisa lulus cepat dengan IPK sempurna pada program S-2 Prodi Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK), Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Ini adalah salah satu PTN di Jawa Timur.
Profil Mohammad Turi
Turi adalah putra dari kalangan yang tak berkecukupan. Terlebih, sejak usia tiga bulan ia sudah ditinggal orang tuanya sehingga besar dalam asuhan neneknya.
Kondisi ekonomi yang pas-pasan membuatnya harus berjuang agar bisa kuliah, dari sarjana hingga magister.
Supaya bisa memenuhi kebutuhan hidup selama kuliah, Turi harus pintar membagi waktu kuliah, belajar dan mencari uang. Untuk mencari pemasukan, ia aktif mengikuti event olahraga regional hingga nasional.
“Selama berkuliah, saya juga diajak dosen-dosen untuk garap riset dan melakukan pengabdian kepada masyarakat. Dari situ saya juga bisa belajar dan menambah pengalaman,” bebernya,
Meskipun itu semua membuatnya banyak kegiatan, Turi tidak mudah menyerah. Ia dengan gesit memanfaatkan waktu sempitnya untuk menyelamai mata kuliah dan ilmu keprodiannya.
“Kadang saya merasa capek bangat, tetapi mau bagaimana lagi, ada impian yang harus saya capai,” katanya curhat.
Turi lulus S2 dengan menulis tesis tentang “Pengembangan Model Latihan Daya Tahan Aerobic untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Ia sendiri terkenal memiliki belasan karya penelitian maupun publikasi yang telah terindeks Sinta dan Scopus.
Ia juga terkenal dengan kepribadian rendah hati. Tak heran, ia mengaku perjalanan studinya tidak lepas dari dorongan teman-teman dan dosen-dosennya di kampus. Turi juga menyatakan capaiannya terinspirasi dari sejumlah dosen dan guru besar FIKK.
“Ada banyak sekali dosen atau guru besar menginspirasi saya di kampus. Dari mereka, saya mendapatkan banyak wawasan dan suntikan motivasi yang membuat saya harus terus belajar dan meraih cita-cita setinggi-tingginya,” tuturnya.
Semua perjuangan dan kerja Turi terbayar lunas dengan berbagai capaian membanggakan baik saat meraih gelar sarjana maupun magister. Bahkan, di hari wisudanya itu, Turi mendapat tawaran beasiswa S3 di UNESA sekaligus sedang mempersiapkan beasiswa kuliah di luar negeri.
“Bisa sampai di titik ini sebenarnya karena kerja keras, komitmen, konsistensi, disiplin, berpikiran ke depan dan fokus pada diri sendiri. Itu rahasia versi perjuangan saya. Saya ucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah mendukung selama ini,” pungkasnya. (ahmad)
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"