KONTEKS.CO.ID – Guru Besar Filsafat dan Etika Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta, Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis menyinggung terkait memilih pemimpin terbaik untuk mencegah yang terburuk.
Menurut Romo Magnis, hal itu merupakan prinsip demokrasi. Kata dia, paslon capres-cawapres yang berbahaya harus dicegah untuk mencapai kekuasaan.
Romo Magnis berpandangan, realitasnya dari tiga paslon capres-cawapres pemilu 2024 tidak ada yang sempurna.
“Tapi jangan ada paslon yang kita anggap berbahaya, perlu kita cegah bahwa dia itu mencapai kekuasaan karena itu berbahaya,” ujar Romo Magnis dalam diskusi di kanal YouTube VMC New York Channel, mengutip Rabu, 7 Februari 2024.
Saat ini, katanya, pemilih dihadapkan dengan pilihan orang yang kemungkinan tidak seratus persen memuaskan.
“Asal juga jangan yang terburuk memegang kekuasaan dan ini suatu prinsip dalam demokrasi pada umumnya,” ujarnya.
“Jadi, jangan mengharapkan pemimpin-pemimpin yang cemerlang kalau tidak tersedia,” sambungnya.
Kepada para pastor di gereja, Romo Magnis menyampaikan agar jangan menjadi promotor salah satu pasangan. Walaupun secara pribadi meyakini salah satu paslon.
Menurut Romo Magnis, jemaat bebas untuk menentukan pilihan dan gereja jangan menjadi tempat yang seakan-akan mempropagandakan satu pihak.
Peran gereja, justru mengajak para jemaat untuk berpikir secara bijak dalam menentukan pilihan.
“Jika akhirnya memilih, kita mesti pilih calon pemimpin dengan yang kita merasa aman,” katanya.
Calon pemimpin tersebut adalah orang yang memiliki integritas. Mampu untuk tidak berpihak kepada keluarganya, apalagi mencari keuntungan finansial.
Juga, calon pemimpin yang mau memajukan bangsa, terbuka, toleran, hingga jangan memilih orang yang terlibat korupsi.
“Jangan kita pilih orang dengan masa lampau yang gelap, jangan pilih orang dengan tangan yang berdarah,” tegasnya.
Apa yang para capres-cawapres sampaikan saat debat, kata Romo Magnis, tidak penting.
“Yang penting melihat orangnya bagaimana. Itu kita lihat dari masa lampau. Itu lah cara untuk membentuk suatu pemilih yang,” katanya.
“Cegahlah pihak-pihak yang betul-betul kita anggap berbahaya mencapai kekuasaan, gawat itu,” pungkasnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"