KONTEKS.CO.ID – Guru Besar Filsafat dan Etika di Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara, Jakarta, Franz Magnis Suseno atau Romo Magnis kembali bersuara terkait Pemilu 2024.
Menurut Romo Magnis, tidak mungkin ada pasangan calon (paslon) capres-cawapres yang akan menang satu putaran dalam Pemilu 2024.
“Ada kekhawatiran jika ada (paslon) yang menang satu putaran tidak mungkin, kecuali ada ketidakjujuran di dalam menyelenggarakan Pemilu,” ujar Romo Magnis dalam diskusi di kanal YouTube VMC New York Channel, mengutip Rabu, 7 Februari 2024.
Romo Magnis berharap, tidak paslon capres-cawapres yang mendapatkan 50 persen lebih suara.
“Jadi yang menjadi fokus banyak orang, juga pada saya adalah, jangan sampai satu orang dalam hal ini paslon 02 sudah menang pada 14 Februari dengan mendapat 50 persen lebih dari suara,” ujarnya.
“Lalu semuanya sudah selesai. Jadi, diharapkan tentu bahwa yang lain-lain mendapat suara. Hingga tidak ada satupun yang mendapat 50 persen,” imbuhnya.
Saat ini, kata Romo Magnis, paslon 02 mendapat suara 50 persen berdasar jajak pendapat berkat Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Hanya mungkin karena mendapat dukungan didukung, didorong dan dibantu secara terbuka oleh Presiden Jokowi,” ujarnya.
“Jadi, bahwa dia (paslon 02) mendapat keuntungan yang tidak ada pada dua calon lain,” sambungnya.
Romo Magnis berpandangan, keberpihakan pemerintah dan Presiden Jokowi terhadap salah satu paslon tidak bisa dibenarkan.
“Karena presiden itu presiden kita semua. Kalau dia (Jokowi) di dalam hati suka dengan satu paslon itu oke-oke saja,” ujarnya.
“Tetapi, sebagai pemegang kuasa negara dia harus netral. Netralitas itu sudah dilanggar dengan banyak hal,” lanjutnya.
Saat ini, kata dia, timbul kecurigaan paslon 02 akan menang Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024.
“Siapa yang percaya itu suatu pemilihan umum yang bebas. Mungkin juga akhir dari demokrasi kita,” ungkapnya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"