KONTEKS.CO.ID – Acara debat pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden jangan dijadikan sebagai ajang untuk mempertontonkan gimik politik.
Hal tersebut disampaikan Manajer Riset dan Program The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII), Arfianto Purbolaksono kepada wartawan, Jumat 1 Desember 2023.
“Jadi, debat jangan hanya diisi oleh sekedar gimik gemoy, curhat adanya tekanan,” kata Arfianto.
Tidak hanya itu saja, dia mengingatkan, seluruh paslon untuk tidak menebar janji politik dan mengeyampingkan substansi dari debat yang diselenggarakan.
Dikatakan Arfianto, jangan sampai acara debat hanya menjadi momentum bagi paslon berbalas pantun.
“Memamerkan kemampuan bersilat lidah maupun berbalas pantun,” kata Arfianto.
Akibatnya, acara debat itu akan terkesan percuma. Di sisi lain, masyarakat tidak diberikan wawasan atau pendidikan politik.
“Akhirnya hanya menimbulkan riuh di media sosial oleh para pendengung dari masing-masing pendukung pasang calon,” tandas Arfianto.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"