KONTEKS.CO.ID – Bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo memaparkan tujuh program kunci pembangunan di Indonesia.
Ganjar Pranowo mengungkapkan hal itu dalam acara bertajuk “Ganjar Jawab Tantangan Masa Depan Indonesia” di Jakarta, pada Minggu 17 September 2023 malam.
Menurut Ganjar Pranowo, dalam hal kemakmuran perlu ada peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita menjadi dua kali lipat dan aspek kesehatan, satu desa harus ada satu puskesmas dan satu dokter.
“Karena itu perlu banyak dokter, sehingga sekolah kedokteran jangan dibuat mahal,” ungkap Ganjar dalam keterangannya, Senin 18 September 2023.
Ganjar berpendapat, visi-misi itu akan mendapat sokong tiga pondasi program utama, yakni pelipatgandaan anggaran, digitalisasi pemerintahan, dan pemberantasan korupsi.
Kemudian, turunan dari ketiga pondasi itu dirumuskan dalam tujuh program kunci.
Tujuh Program Kunci
Program kunci pertama, membangun sumber daya manusia yang produktif. Ganjar berencana membuka akses pendidikan seluas-luasnya tanpa membeda-bedakan gender atau tingkat kesejahteraan.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu berharap, program itu bisa menekan angka pengangguran nasional hingga sekitar 4 persen pada tahun 2029.
“Penting untuk mempersiapkan talenta. Karena itu, akses pendidikan perlu diberikan seluas-luasnya, memberikan 1 dari 4 mahasiswa untuk gratis kuliah,” ujarnya.
“Dalam membangun SDM, saya ingin adil antara laki-laki dan perempuan, begitu juga perkotaan dan pedesaan,” sambungnya.
Program kedua, menjaga stabilitas harga bahan-bahan pokok dengan tiga strategi.
Yakni, mengakselerasi kinerja birokrasi untuk memantau ketersediaan suplai dan permintaan, menggenjot sentra produksi bahan pokok, dan menyeimbangkan neraca ekspor-impor pangan.
“Dalam hal ini, saya rasa perlu diverifikasi pangan agar tidak bertumpu pada beras,” katanya.
Program ketiga, menghapus kemiskinan. Ganjar ingin mengurai kemiskinan yang belum selesai melalui intervensi-intervensi program pemerintah yang fokus pada investasi keluarga.
Program keempat, memperkuat jaringan pengaman sosial. Dia ingin memperbaiki data penerima program jaring pengaman sosial yang saat ini masih belum rapi.
Kemudian, memperluas jangkauan BPJS, menambah anggaran jaring pengaman sosial dari semula Rp166 triliun pada tahun 2024 menjadi Rp300 triliun pada 2029.
“Saya dorong satu data Indonesia yang hari ini belum selesai, saya kemarin ngobrol, ‘Wah, masih terjadi ego sektoral’. Menurut saya, kalau sektor ini sama sektor ini tidak mau (kerja sama), ya sudah, teken saja. Tunjuk ini (instansi). Kamu perintah dari top leader harus selesai besok,” jelasnya.
Program kelima, mendorong hilirisasi menuju pabrik kelas dunia. Dia menargetkan mengakselerasi perkembangan sektor-sektor penopang PDB.
Ganjar mengaku akan mendorong pertumbuhan di sektor pertanian hingga naik 2,25 persen, pertambangan dan penggilingan naik sekitar 4,38 persen.
“Lalu, industri pengolahan naik sebesar 4,89 persen, perdagangan dan reparasi sebesar 5,52 persen, transportasi dan pergudangan 19,87 persen, dan sektor digital sebesar 19 persen,” tuturnya.
Program keenam, akselerasi nilai tambah pembangunan infrastruktur. Dia ingin pembangunan beragam proyek infrastruktur di era Presiden Joko Widodo terakselerasi untuk merangsang kegiatan ekonomi.
Contohnya, pembangunan bandara dan pelabuhan sesuai dengan keunggulan wilayah. Selain itu, modifikasi gerbang-gerbang menuju jalan tol supaya dekat dengan tempat tinggal dan kerja.
“Infrastruktur sumber daya air yang lebih produktif, kereta api berteknologi modern, menciptakan 40 persen bauran energi baru terbarukan. Perumahan yang berkualitas dan membangun banyak kawasan industri dan ekonomi yang berorientasi pada hilirisasi,” terangnya.
Program ketujuh, memulihkan kondisi alam Indonesia.
Ada sejumlah rencana untuk itu, seperti mengurangi emisi karbon, mencetak talenta untuk inovasi, serta mendorong ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Terkait ekonomi biru, Ganjar mengaku ingin mendorong perikanan Indonesia tidak lagi bertumpu pada perikanan tangkap, melainkan budidaya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"