KONTEKS.CO.ID – Pada 2023 ini Indonesia terancam kekeringan yang diakibatkan oleh musim kemarau.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam akun instagram @infobmkg, dilihat Jumat 11 Agustus 2023, menjelaskan bahwa terdapat lebih dari 60% wilayah Indonesia yang sudah memasuki musim kemarau.
“Musim kemarau kali ini terjadi bersamaan dengan adanya fenomena El Nino dari Samudera Pasifik yang bersamaan dengan fenomena Indian Ocean Dipole Positive dari Samudera Hindia,” papar Dwikorita.
Dampak dari fenomena tersebut adalah pergeseran awan hujan atau terbentuknya awan-awan hujan di kepulauan Indonesia yang seakan-akan bergeser ke Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sehingga wilayah Indonesia mengalami kekeringan yang intensitasnya lebih kering dari tahun 2020 hingga 2022.
Selain itu kekeringan juga akan berdampak pada potensi kebakaran di wilayah Sumatera, Jawa, NTB, NTT, Kalimantan bagian Selatan, Sulawesi, Maluku, hingga Papua bagian Selatan.
Kepala BMKG juga menjelaskan bahwa fenomena El Nino di Indonesia mengakibatkan beberapa ancaman.
Ancaman yang dimaksud diantaranya curah hujan yang sangat rendah bahkan diprediksi akan terjadi hari tanpa hujan selama lebih dari 30 hingga 60 hari.
Kekeringan ini akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia khususnya bagian khatulistiwa dan selatan termasuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Nusa Tenggara.
“Puncak kemarau terjadi pertengahan bulan Agustus hingga September. Kekeringan dapat berlangsung hingga Oktober, bahkan di wilayah Nusa Tenggara bisa berlangsung hingga Desember,” sambung Dwikorita.
BMKG juga menghimbau masyarakat saat musim kemarau ini untuk tetap menghemat air dan tidak melakukan pembakaran lahan dan hutan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"