KONTEKS.CO.ID – Transaksi Rp300 miliar yang melibatkan mantan penyidik KPK bernama Tri Suhartanto hanya tataran puncak gunung es.
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) meyakini transaksi tersebut hanya beberapa dari sekian banyak transaksi dengan jumlah fantastis yang terungkap.
“Saya yakin ini yang terungkap itu beberapa saja, ada yang lain-lain, bahkan menurut saya itu hanya gunung es yang terungkap bahwa ada mantan penyidik misalnya transaksi Rp 300 miliar seperti yang diungkap Novel. Itu hanya tataran gunung es,” kata Koordinator MAKI, Boyamin Saiman saat dihubungi, Selasa 4 Juli 2023.
Boyamin menilai KPK saat ini sudah seperti air keruh. Tak heran jika ada eks pegawai KPK yang bermasalah sebab pimpinan KPK juga bermasalah.
“Kenapa? Ini diduga banyak yang lain yang kemudian merasa aman karena pada posisi pimpinan juga bermasalah. Seperti Bu Lili yang dulu bahkan diduga gratifikasi segala macam. Jadi merasa amannya sekarang istilahnya sudah berenang di air keruh, jadi akan nyaman untuk melakukan kenakalan-kenakalan. Jadi ini seperti ikan dan hiu berenang di air keruh yang yakin kalau nakal pun tidak akan diangkat karena sudah keruh airnya gitu,” ujarnya.
Boyamin menyebut KPK sudah tidak jernih. Bahkan sudah ada, oli dan benda lain. Jadi yang nakal-nakal makin leluasa. Sementara yang tetap jaga integritas tak bisa berbuat apa-apa.
“KPK bukan seperti dulu lagi yang air jernih, sekarang sudah airnya keruh, bercampur lumpur, kena oli, sehingga ya otomatis yang nakal ini akan lebih leluasa, yang sedikit nakal akan lebih nakal dan kemudian yang baik pun ada beberapa yang ikut nakal. Sementara yang baik yang mempertahankan diri integritasnya menjadi apatis dan menjadikan dia kerja hanya sekadar menjalankan tugas, tidak ada improvisasi untuk membuat nilai tambah ke KPK,” lanjutnya.
Menurut Boyamin moral di lembaga anti rasuah itu sudah terkikis. Hal itu menyebabkan persoalan yang ada di internal KPK sendiri tak tuntas ditangani. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"