KONTEKS.CO.ID – Survei Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC memperoleh fakta dalam survei bahwa sebanyak 80 persen dari total populasi pemilih cenderung berada pada lapisan paling atas. SMRC sebut pemilih kritis bisa jadi kunci, sebanyak 31 persen belum tentukan pilihan.
Dalam hasil survei ini, bahwa pemilih kritis adalah kelompok paling penting. Mereka pada umumnya tidak mudah goyah dan dipengaruhi, sebaliknya malah potensial memengaruhi kelompok pemilih lain.
Mereka cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon/cellphone, dan karena itu kritis dalam menilai berbagai persoalan.
“Jumlah pemilih kritis sekitar 80% dari total populasi pemilih, dan cenderung berada di lapisan lebih atas,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV pada Selasa, 25 April 2023.
Berdasarkan hasil survei, PDIP masih unggul pada pemilih kritis ini. Disusul Partai Gerindra dan Partai Golkar. Ini bila pemilu dilaksanakan ketika survei dilakukan atau 18-19 April 2023.
Berdasarkan hasil survei SMRC dengan tajuk ”Tren Elektabilitas Partai Politik di Kelompok Pemilih Kritis” PDIP mendapat dukungan kelompok pemilih kritis sebanyak 16,1 persen, disusul Gerindra 11,7 persen, Golkar 8,7 persen.
“Sementara PKB 6,1 persen, Demokrat 5,1 persen, Nasdem 4,9 persen, PKS 4,4 persen. Partai-partai lain di bawah 4 persen, dan masih ada 31,2 persen warga belum menentukan pilihan,” ujar Deni Irvani.
Ditambahkan Deni bahwa dalam tiga tahun terakhir atau pada April 2020-April 2023, dukungan pemilih kritis pada PDIP justru menurun dari 23,1 persen menjadi 16,1 persen.
Sebaliknya, Golkar cenderung menguat dari 5,1 persen menjadi 8,7 persen pada periode yang sama. Partai-partai lain tidak banyak mengalami perubahan signifikan atau perubahan di bawah 3 persen.
“Proporsi dukungan pada partai tidak banyak berubah dibanding hasil Pemilu 2019. Partai-partai politik masih punya peluang untuk meningkatkan suara karena masih ada 31,2 persen pemilih kritis yang belum menentukan pilihan,” katanya.
Target populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon, sekitar 80% dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 831 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan ±3,5% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Survei terakhir dilakukan pada 18 – 19 April 2023.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"