KONTEKS.CO.ID – Upaya mengatasi penolakan warga soal pembangunan gereja di Kota Cilegon, Banten terus dilakukan pemerintah.
Setidaknya hal itu diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian usai meresmikan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin di Bogor, Minggu 9 April 2023.
Kata Tito, pemerintah masih menjalin komunikasi dengan warga dan kelompok agama setempat.
Meski demikian, Tito enggan mengungkapkan itu lebih jauh.
“Nah ini sedang berproses. Tapi, saya nggak akan bisa sampaikan detail. Karena langkah-langkah ini nggak boleh langkah yang terlalu terbuka,” ungkap Tito.
Menurut Tito, mediasi dengan warga harus dilakukan dengan hati-hati.
“Dengan hati itu ya nggak perlu disampaikan banyak ke publik. Tapi mudah-mudahan cepat selesai juga,” kata dia.
Tito berharap, peresmian GKI Yasmin menginspirasi pembangunan gereja di Cilegon, baik kepala daerahnya untuk lebih berani, maupun warga agar lebih terbuka.
Dikatakan Tito, dalam setiap resistensi di tengah masyarakat, terdapat beberapa lapisan.
Mulai dari aktor penggerak, tim pelaksana, dan pendukung atau simpatisan.
Pun demikian, setiap lapisan itu harus dilakukan pendekatan berbeda.
Tito mengaku masih terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan polemik pembangunan gereja di Cilegon.
Pihaknya, lanjut Tito, melakukan pemetaan atas konflik tersebut.
“Ini sedang berproses seperti yang dikerjakan Pak Wali Kota Pak Bima Arya. Jadi, agar melakukan pendekatan-pendekatan, saya sudah memetakan,” kata dia.
Diketahui, Cilegon menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang tak memiliki rumah ibadah selain masjid dan musala milik umat muslim.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon 2021, terdapat 381 masjid dan 387 musala di Kota Cilegon. Namun, tak ada satu pun gereja, pura hingga vihara.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"