KONTEKS.CO.ID – Lima orang peserta aksi mogok makan yang digelar Aliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT) di depan kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat dilarikan ke rumah sakit.
Aksi mogok makan di depan kantor Komnas HAM itu digelar warga Sumbawa Barat korban perusahaan tambang emas dan tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
Pimpinan RS Pena 98, Rudolf Mozes Usmany mengatakan, dengan kondisi tersebut kelima peserta aksi tidak dapat melanjutkan.
“Kondisi potensial ancaman jiwa sehingga kami mengambil inisiatif secara medis untuk membawa kelima sahabat kami ini ke RS Pena 98 di Kabupaten Bogor,” ujar Rudolf, Minggu 18 Desember 2022.
Menurut Rudolf, 11 peserta aksi lainnya berada dalam kondisi for the line, tidak bisa dikatakan baik atau tidak.
Namun demikian, pihaknya masih bisa melanjutkan aksi dengan catatan akan dimonitor secara berkala.
“Kami melihat sudah ada tanda-tanda dehidrasi,” sambung Rudolf.
Humas AMANAT, Yudi Prayudi mengatakan, lima orang peserta dilarikan ke rumah sakit dalam aksi mogok makan di depan kantor Komnas HAM yang digelar sejak Selasa 13 Desember 2022 itu.
Yudi menegaskan, pihaknya terus menuntut bantuan dari Komnas HAM untuk memeriksa dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) kepada korban.
Menurut Yudi, PT AMNT menerapkan sistem kerja yang tidak manusiawi, yakni roster kerja 8-2-2 alias kerja 8 minggu, istirahat 2 minggu, dan sisanya karantina selama 2 minggu.
“Pihak Komnas HAM sudah mengirimkan surat kepada pihak AMNT, tetapi belum ada balasan atau tanggapan. Kami juga berharap Komnas HAM menurunkan tim investigasi,” tegas Yudi.
Yudi menegaskan AMANAT akan terus melanjutkan aksi mogok makan.
Walaupun demikian, dia tak merinci tenggat waktu aksi dan terus menunggu respons baik Komnas HAM.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"