KONTEKS.CO.ID – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut sudah menyiapkan langkah antisipasi terkait puncak kasus Covid-19 varian Arcturus yang diprediksi terjadi pekan depan.
Salah satu antisipasi puncak kasus Covid-19 varian Arcturus yang dilakukan Heru Budi Hartono adalah dengan cara menunda penyelenggaraan halalbihalal Idulfitri 1444 Hijriah.
“Makanya halalbihalal ditunda, nggak boleh kerumunan seperti ini,” kata Heru Budi Hartono soal antisipasi puncak kasus Covid-19 varian Arcturus, dikutip Kamis 4 Mei 2023.
Pihaknya, kata Heru Budi Hartono masih memantau perkembangan kasus untuk menentukan penambahan kapasitas tempat tidur RS Covid-19.
Persiapan dilakukan dengan memenuhi segala kebutuhan sebaik mungkin.
“Kita lihat peningkatannya, kita siapkan semuanya,” ucapnya.
Heru juga mengingatkan masyarakat tetap memakai masker ketika berada di kerumunan orang.
Tujuannya mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 semakin masif.
Untuk diketahui, Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi puncak kasus Covid-19 Arcturus terjadi pekan depan berdasarkan laporan kasus harian dan kematian Covid-19.
Namun, Kepala Seksi Imunisasi Dinkes DKI, Ngabila Salama menyebut situasi Covid-19 di Jakarta saat ini relatif terkendali.
Pihaknya, kata Ngabila, mengimbau masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas dengan vaksinasi booster lanjutan.
“Situasi Covid-19 di Jakarta sangat terkendali walau jumlah kasus positif dan kematian meningkat, positivity rate meningkat tajam tanda banyak kasus tidak terdiagnosis di lapangan,” jelasnya.
Keterisian tempat tidur di RS ikut merangkak naik. Angka bed occupancy rate (BOR) di Jakarta sepekan terakhir ada di angka 16 persen dan tercatat ada 16 kematian.
Seluruhnya berusia 30 tahun ke atas dengan riwayat vaksinasi belum menerima vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua.
“BOR RS naik seminggu terakhir menjadi 16 persen, kematian 16 orang, semua 30 tahun ke atas, belum dosis 4. Bahkan 10 di antaranya belum vaksinasi sama sekali,” ujarnya.
“Puncak kematian 7-14 hari dari puncak kasus. Tren masih naik, prediksi puncak minggu depan, 6 minggu dari 23 Maret, saat Arcturus pertama kali terdeteksi,” jelasnya.
Sekedar informasi, gejala Covid-19 varian Arcturus terkait erat dengan mata merah atau keluhan konjungtivitis.
Namun, catatan Dinkes DKI menunjukkan gejala terbanyak masih meliputi batuk, pilek, hingga demam.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"