KONTEKS.CO.ID – Kebotakan rambut pada anak bisa menjadi masalah serius yang memerlukan penanganan segera.
Sementara itu, banyak orang yang mengira bahwa kerontokan rambut hanya dialami oleh orang dewasa, namun ternyata anak-anak pun bisa mengalami masalah ini.
Jika tidak ditangani, kebotakan pada anak bisa menyebabkan kerugian yang cukup besar, baik secara fisik maupun psikologis.
Ada beberapa penyebab kebotakan rambut pada anak yang perlu diperhatikan, seperti Tinea Capitis, Alopecia Areata, Trikotilomania, Telogen Effluvium, dan Hipotiroidisme.
Tinea Capitis adalah infeksi jamur pada kulit kepala yang ditandai dengan adanya kebotakan sebesar koin pada kulit kepala anak.
Sedangkan Alopecia Areata adalah gangguan autoimun yang menyerang folikel rambut pada kulit kepala anak sehingga menyebabkan kerontokan atau kebotakan.
Trikotilomania adalah kondisi di mana anak atau remaja memiliki kebiasaan mencabuti rambut sendiri sebagai akibat dari dorongan psikologis yang tak tertahankan.
Sedangkan Telogen Effluvium adalah kondisi stres pada anak yang mengakibatkan kerontokan rambut. Akar rambut akan berhenti tumbuh dalam kurun waktu 6 hingga 16 minggu, dan akan terjadi kebotakan pada anak. Namun, bila stres sudah berhenti, rambut akan tumbuh kembali 6 bulan kemudian.
Terakhir, anak penderita Hipotiroidisme juga berisiko mengalami kerontokan rambut. Kelenjar tiroid yang kurang aktif akan memproduksi hormon tiroid lebih sedikit dan bisa berdampak pada pertumbuhan dan struktur rambut anak.
Ketika anak mengalami kebotakan rambut, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai.
Jangan biarkan kebotakan pada anak terus berlanjut, karena hal ini bisa menyebabkan dampak yang cukup besar pada kesehatan dan kepercayaan diri anak.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"