KONTEKS.CO.ID – Ternyata berpikir keras bisa menyebabkan kelelahan akut sebab pikiran yang sulit mengubah metabolisme otak, menyebabkan neurotransmitter yang disebut glutamat menumpuk di korteks prefrontal.
Hal itulah yang membuatmu lelah. Glutamat adalah molekul yang terlibat dalam pembelajaran dan memori. Ini bisa menjadi racun bagi otak Anda.
Kelelahan adalah bentuk adaptasi untuk mengurangi penumpukan glutamat. Dengan kata lain, rasa lelah itu mungkin adalah otak Anda yang menyuruh Anda berhenti bekerja agar kadar glutamat Anda tidak terus meningkat.
Korteks prefrontal adalah bagian otak yang bertanggung jawab atas kontrol kognitif. Ini memungkinkan orang untuk mengekang impuls mereka.
Akumulasi glutamat di area otak ini bisa menghentikan refleks. Orang yang lelah berpikir terlalu keras cenderung impulsif.
Impulsif di sini berarti Anda cenderung melakukan hal-hal yang memberi Anda kesenangan sementara. Jika ini terus berlanjut, mungkin ada konsekuensi negatif.
Misalnya, jika Anda berpikir terlalu keras atau bekerja terlalu lama dan merasa sangat lelah, Anda merasa makanan cepat saji itu sepadan.
Dalam imajinasi Anda, makanan cepat saji bisa memberi Anda kegembiraan. Contoh lainnya adalah melewatkan olahraga karena tidur Anda terasa lebih nyenyak setelah seharian bekerja keras.
Saat Anda bekerja atau berpikir lebih keras daripada yang dapat ditangani tubuh Anda, tubuh Anda merespons. Beberapa tandanya adalah pupil melebar dan impulsif menurun.
Selain itu, ada beberapa tanda kelelahan akibat pemikiran yang intens.
- Merasa lemah dan lesu.
- Kecemasan yang terus-menerus.
- Tidak bisa berpikir jernih.
- Frustrasi.
- Kesulitan memproses dan mengelola emosi.
- Menurunnya motivasi atau produktivitas kerja.
- Sulit berkonsentrasi dan menyimpan informasi.
Itulah tadi penjelasan mengenai berpikir keras menyebabkan kelelahan. Semoga bermanfaat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"