KONTEKS.CO.ID – Silent treatment merupakan sikap saat seseorang lebih memilih diam dan mengabaikan orang yang sedang terjadi konflik dengannya.
Perilaku ini tidak termasuk sikap untuk menenangkan diri dan meredam emosi saja akan tetapi bisa dalam jangka waktu lama hingga berhari-hari bahkan bisa sampai berminggu-minggu.
Perilaku ini hampir mirip dengan sikap stonewalling dan dapat terjadi pada hubungan dengan siapapun, baik dengan pasangan, keluarga, teman, atau bahkan dengan rekan kerja.
Tidak hanya karena adanya konflik, silent treatment juga dapat digambarkan pada saat korban mengalami pelecehan dan tidak mau membicarakan apa yang sedang dialaminya pada orang lain.
Hal ini bertujuan untuk melindungi diri dan juga mencegah untuk terjadi adanya tindak kekerasan atau ancaman dari sang pelaku.
Selain itu, silent treatment juga dapat muncul sebagai sebuah bentuk reaksi pada saat seseorang sedang mengalami frustasi dalam menghadapi suatu masalah.
Akan tetapi, setelah situasi sudah membaik sikap ini pun dapat hilang dan orang tersebut dapat kembali diajak berkomunikasi seperti sebelumnya.
Dampak Silent Treatment
Silent treatment pada umumnya juga sering dilakukan oleh seseorang karena tidak ingin menghadapi konflik dengan orang tertentu.
Akan tetapi, silent treatment juga dapat menjadi bentuk suatu pelecehan emosional dan juga manipulasi, yang di mana pelakunya secara sengaja bersikap dingin dengan tujuan untuk menghukum dan berharap orang lain meminta maaf kepadanya.
Orang yang mengalami Silent Treatment akan memiliki dampak seperti:
- Kebingungan dan merasa ketakutan
- Selalu marah
- Merasa dikucilkan
- Merasa tidak dihormati
- Putus asa.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"