KONTEKS.CO.ID – Pernahkah kamu mendengar tentang tempat wisata yang dulunya ramai dikunjungi namun kini terbengkalai dan sunyi senyap?
Di berbagai penjuru Indonesia, terdapat beberapa objek wisata yang mengalami transformasi dramatis, berubah dari tempat penuh keceriaan menjadi bagaikan kuburan yang sunyi.
Berikut adalah 5 contoh wisata yang mengalami transformasi dramatis tersebut:
1. Snowbay Water Park Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Snowbay Water Park TMII, yang dulu menjadi primadona wisata air di Jakarta, kini telah resmi ditutup sejak Juli 2022.
Bekas taman air ini kini hanya menyisakan puing-puing bangunan dan kolam yang kosong, menghadirkan suasana sunyi yang mencekam.
Penutupan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk masalah pengelolaan dan akuisisi TMII oleh pemerintah.
2. Kampung Gajah Wonderland, Bandung
Kampung Gajah Wonderland, sebuah taman hiburan yang terletak di Bandung, Jawa Barat, juga mengalami nasib serupa.
Dulunya, taman ini menjadi tempat favorit bagi keluarga untuk menghabiskan waktu bersama. Namun, sejak tahun 2017, Kampung Gajah resmi ditutup karena mengalami pailit.
Kini, area taman hiburan ini hanya tinggal kenangan, dengan berbagai wahana yang terbengkalai dan dihiasi coretan vandalisme.
3. Depok Fantasi Waterpark (Difan)
Depok Fantasi Waterpark (Difan), yang berlokasi di Depok, Jawa Barat, juga mengalami penurunan drastis dalam jumlah pengunjung.
Taman air ini sempat ditutup pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19, dan meskipun telah dibuka kembali, Difan belum mampu menarik kembali pengunjung seperti di masa kejayaannya.
4. Taman Festival Bali
Taman Festival Bali, yang terletak di Denpasar, Bali, dulunya menjadi pusat keramaian dan hiburan.
Namun, sejak tahun 2019, taman ini mulai sepi pengunjung dan akhirnya ditutup secara permanen pada tahun 2020.
Penutupan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tingginya biaya operasional dan perubahan tren wisata di Bali.
5. Taman Remaja Surabaya
Taman Remaja Surabaya, yang dulunya menjadi taman bermain legendaris di Kota Pahlawan, kini juga bernasib sama.
Di taman ini telah resmi ditutup sejak tahun 2017 karena berbagai faktor, seperti kerusakan infrastruktur dan minimnya minat pengunjung.
Bekas taman ini kini dibiarkan terbengkalai dan menjadi tempat nongkrong anak-anak muda.
Kisah dari kelima tempat wisata ini menjadi pengingat bahwa popularitas suatu tempat wisata tidak bersifat permanen.
Berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, dapat menyebabkan perubahan drastis dalam jumlah pengunjung dan bahkan berujung pada penutupan permanen.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"