KONTEKS.CO.ID – Ryan Wibawa, brewer asal Indonesia, berhasil raih Nibawa, braw juara 3 pada ajang World Brewers Cup 2024 di Chicago, Amerika Serikat, pada Minggu, 14 April 2024.
Melansir dari laman resmi Chicago World Coffee, Ryan Wibawa masuk ke partai final bersama 5 kontestan lainnya yang berasal dari berbagai negara.
World Brewers Cup ini merupakan ajang yang mempertemukan 40 barista terbaik di seluruh dunia.
Kompetisi ini berlangsung di tengah acara Specialty Coffee Expo pada 12-14 April 2024.
“Terima kasih, Chicago; kau luar biasa untukku,” tulis Ryan di akun Instagramnya.
“Kepada @worldcoffeechampionships para hakim, dan relawan, terima kasih atas kerja keras dan dedikasi kalian. Dari mana pun kita berasal, kita disatukan oleh satu hal: kopi.
Sedangkan Juara Piala Brewers Dunia yaitu Martin Wölfl dari Austria dan juara 2 adalah Wataru lidaka dari Jepang.
Melansir dari Asosiasi Kopi Spesial Indonesia,
@aksi_scai, Ryan Wibawa menggunakan biji kopi Indonesia Excelsa buat pelengkap dari keseluruhan kopi di ajang tersebut.
Ryan sendiri tergabung dalam Asosiasi Kopi Spesial Indonesia-Specialty Coffee Association of Indonesia.
Tentang prestasi terbarunya, barista ini mengungkapkan isi hatinya di Instagram @ryanwibawa.
“Setiap kopi memiliki keindahan tersendiri yang berasal dari berbagai daerah, varietal, dan metode pengolahan,” kata alumni GS FAME Institute of Business, Jakarta, jurusan bisnis internasional ini.
“Gelas ini akan menunjukkan bagaimana keragaman dalam kopi dapat bersatu secara harmonis, sama seperti kita semua di sini,” ujar juara 1 Indonesia Brewers Cup 2018.
“Ini tidak hanya akan merayakan potensi kopi tetapi juga semangat negaraku, Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti ‘Bersatu dalam Keberagaman.”
Profil Ryan Wibawa
Dunia kopi sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Ryan Wibawa.
Ryan terkenal sebagai seorang coffee professional yang sudah mengikuti berbagai kompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional.
Semua ini berawal di tahun 2011, ketika ia masih duduk di bangku kuliah di Indonesia dan ingin mencari uang tambahan.
Pada waktu itu yang membuka jalur baginya untuk bekerja paruh waktu adalah di sebuah gerai kopi ritel.
“(Alasan) untuk bekerja waktu itu sebenarnya juga enggak mengejar untuk bisa berkarir di coffee industry-nya. Enggak kepikiran juga buat belajar lebih banyak soal coffee. Yang penting, cari pengalaman kerja, terus cari tambahan uang, terus biar lebih mandiri,” ujar Ryan Wibawa, melansir dari VOA.
Awalnya, Ryan mengaku benar-benar buta akan kopi.
Namun, bertemu kopi dengan beragam rasa dan sensasi aroma yang berbeda-beda setiap harinya ternyata mendorong Ryan untuk belajar lebih dalam lagi.
Mulai dari menyeduh yang baik, berkreasi lewat latte art, hingga mengenai sejarah kopi.
Sampai suatu hari di tahun 2015 akhir, ia mengetahui tentang kompetisi untuk barista.
Prestasi Sang Barista
Ryan Wibawa terkenal menggunakan metode manual dalam mengolah kopi.
Tahun 2015, Ryan berhasil menjadi juara di Starbucks Indonesia Barista Championship.
Kemudian tahun 2016 menduduki posisi tiga dalam ajang Starbucks China and Asia Pasific Barista Championship.
Ia adalah orang Indonesia pertama yang ikut ambil bagian di World Brewers Cup pada 2016 dan jadi pegawai Starbucks pertama yang mengikuti event bergengsi tersebut.
Ryan menjadi perwakilan Indonesia untuk mengikuti ajang World Brewers Cup di Dublin Irlandia yang diikuti oleh 36 negara dan masuk ke peringkat 23 pada tahun 2016.
Ryan adalah juara pertama Indonesia Brrewers Cup 2018 yang membuatnya kembali mewakili Indonesia di World Brewers Cup 2018 di Dubai.
Tidak hanya berada di ajang kompetisi, melalui kopi juga Ryan pernah tinggal di Washington DC, Amerika Serikat selama 6 bulan.
Kala itu dia melatih beberapa barista seperti penyaranan alat ataupun perancangan SOP agar kedai kopi tersebut berjalan dengan lancar.
Hampir 13 tahun masuk di dunia perkopian, ternyata membuat Ryan rajin minum kopi setiap harinya.
Dalam waktu kerja, biasanya Ryan akan memulai hari sebelum kerja dengan menyeduh kopi menggunakan alat seduh di rumahnya.
Pria kelahiran 1994 ini kini menduduki jabatan Head of Learning Development di PT Filosofi Kopi Mandiri bersama Chicco Jericco dan Rio Dewanto.
“Aku sekarang bertanggungjawab untuk training human resource yang ada seperti barista. Terus biasnya aku mengcreate SOP di operasional kedai di company itu sendiri dan aku juga bertanggung jawab untuk menu minuman dan lainnya,” ungkap Ryan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"