KONTEKS.CO.ID – Dalam semarak Natal yang penuh sukacita, pertanyaan seputar pemberian hadiah kepada orang dewasa muncul. Sehingga, menggugah pemikiran kita tentang makna kebaikan dan kebahagiaan yang seharusnya melingkupi perayaan ini.
Seorang ahli keuangan, Jade Warshaw, mencetuskan pandangan yang menantang tradisi memberi hadiah kepada orang dewasa.
Dengan latar belakang kesuksesannya mengatasi utang, Jade memberikan perspektif unik. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, memberi hadiah mungkin bukan prioritas utama.
Terutama ketika seseorang sedang fokus pada kesehatan keuangan mereka. Pandangan ini menciptakan pembahasan tentang makna sebenarnya dari kebaikan Natal. Serta, bagaimana kita dapat merayakannya tanpa menimbulkan beban finansial yang tidak perlu.
Memberi Hadiah Natal untuk Orang Dewasa
Jade, yang berhasil menghapus hampir setengah juta dolar utang bersama suaminya, mengungkapkan keyakinannya dalam sebuah episode “The Ramsey Show.”
Menurutnya, orang dewasa sudah memiliki pekerjaan dan uang mereka sendiri, sehingga memberi mereka hadiah mungkin tidak diperlukan.
Dia menyarankan agar jika seseorang sedang dalam perjalanan keluar dari utang, memberi hadiah mungkin bukan prioritas utama.
Namun, reaksi terhadap pandangan Jade Warshaw bervariasi. Beberapa setuju sepenuhnya, merasa lega karena akhirnya ada yang berani mengatakan ini.
Mereka berpendapat bahwa pada usia tertentu, lebih baik berkumpul dan tertawa bersama tanpa merasa terbebani oleh kewajiban memberi hadiah.
Sementara itu, ada juga yang tidak sepakat. Beberapa merasa bahwa memberi hadiah adalah bagian dari bahasa cinta mereka. Namun, ada yang menganggap pandangan Jade Warshaw sebagai negativitas yang tidak diinginkan.
Pertanyaan serupa juga telah diajukan sebelumnya. Sebuah artikel di USA Today membahas mengapa memberi hadiah kepada orang dewasa pada dasarnya tidak memiliki arti, menyebutnya sebagai pemborosan dan sumber stres.
Cara Memilih Hadiah
Economist Joel Waldfogel menyoroti ketidakpastian dalam memilih hadiah, sementara ahli keuangan Stefanie O’Connell menyoroti stres dan rasa terbebani yang muncul dari kewajiban memberi hadiah.
Dalam situasi tertentu, tidak memberi hadiah mungkin lebih mudah secara finansial, terutama jika seseorang sedang berusaha untuk keluar dari utang.
Pada akhirnya, keputusan untuk memberikan atau tidak memberikan hadiah Natal kepada orang dewasa adalah hal yang sangat personal. tergantung pada individu.
Meskipun pandangan Jade Warshaw menekankan pada aspek finansial dan perjalanan keluar dari utang, setiap individu memiliki pandangan yang berbeda terkait arti dari pemberian hadiah.
Penting untuk menghormati keputusan masing-masing mengenai memberi hadiah natal. Sehingga, ini mengingatkan bahwa semangat kebaikan dan sukacita Natal tetap dapat disebarkan melalui tindakan kecil, terlepas dari hadiah fisik.
Bagaimanapun juga, momen berharga bersama keluarga dan teman-teman selalu menjadi esensi sejati dari perayaan Natal. Selamat merayakan Natal!***
Sumber: YourTango
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"