KONTEKS.CO.ID — Stres merupakan reaksi yang umum terjadi pada kehidupan sehari-hari. Tekanan dari pekerjaan, hubungan interpersonal, masalah keuangan, atau bahkan peristiwa traumatis dapat menyebabkan stres.
Selama situasi stres, tubuh kita mengalami berbagai perubahan fisik dan emosional, dan salah satu gejala yang sering muncul adalah sakit perut
Mengapa stres bisa membuat kita sakit perut? Artikel ini akan menjelaskan hubungan antara stres dan gangguan pencernaan.
Sistem Pencernaan dan Stres
Sistem pencernaan kita sangat rentan terhadap pengaruh emosional dan psikologis. Ketika kita mengalami stres, otak kita mengirimkan sinyal ke sistem pencernaan melalui sumsum tulang belakang.
Sinyal ini mempengaruhi berbagai bagian sistem pencernaan, termasuk perut, usus, dan saluran pencernaan lainnya.
Stres dan Perubahan Fisiologis
Stres dapat mempengaruhi fungsi normal sistem pencernaan melalui perubahan fisiologis dalam tubuh kita. Berikut adalah beberapa perubahan yang terjadi saat kita stres:
Peningkatan Produksi Asam Lambung
Saat kita stres, tubuh memproduksi lebih banyak asam lambung. Jika produksi asam lambung berlebihan, ini dapat menyebabkan gejala seperti sakit perut, mual, dan gangguan pencernaan.
Perubahan Gerakan Usus
Stres dapat mempengaruhi gerakan usus kita. Beberapa orang mengalami diare, sementara yang lain mengalami sembelit. Perubahan ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut dan menyebabkan sakit perut.
Sensitivitas Perut yang Meningkat
Stres juga dapat meningkatkan sensitivitas perut terhadap rasa sakit. Ini berarti bahwa rangsangan yang biasanya tidak menyebabkan rasa sakit dapat menjadi lebih terasa saat kita stres.
Perubahan Pola Makan
Beberapa orang cenderung mengubah pola makan mereka saat stres. Ada yang mungkin kehilangan nafsu makan, sementara yang lain mungkin makan berlebihan atau mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Perubahan pola makan ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pencernaan dan menyebabkan masalah perut.
Gangguan Mikrobiota Usus
Stres juga dapat mempengaruhi mikrobiota usus kita, yaitu kumpulan bakteri yang hidup di dalam usus. Perubahan dalam mikrobiota usus dapat mempengaruhi kesehatan pencernaan dan memicu gejala seperti sakit perut, gas, dan kembung.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"