KONTEKS.CO.ID – Selain memiliki nilai religius, ibadah puasa juga memberikan banyak manfaat kesehatan, mulai dari menurunkan berat badan hingga membersihkan tubuh dari racun.
Namun, terdapat beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada saat menjalankan ibadah puasa, seperti gangguan pencernaan.
Kondisi ini wajar terjadi karena tubuh sedang menyesuaikan perubahan pola makan yang berbeda dari biasanya. Salah satu gangguan pencernaan yang biasa terjadi yaitu diare, dengan gejala buang air secara terus menerus. Jika berlarut-larut, tentu kondisi ini dapat membuat tubuh lemas karena kekurangan cairan.
Selain karena adanya perubahan pola makan, masalah pencernaan bisa terjadi karena kesalahan konsumsi makanan saat sahur maupun berbuka puasa.
Selain itu, organ tubuh terutama usus juga mengalami penurunan kemampuan dalam mencerna makanan karena sedang berpuasa.
Meski begitu, sebenarnya puasa bukan menjadi penyebab utama munculnya diare, akan tetapi ada faktor pemicu lainnya. Berikut pembahasannya:
Pertama, sering makan makanan pedas saat sahur dan berbuka puasa bisa berisiko memunculkan beberapa gangguan pencernaan. Terdapat kandungan bernama capsaicin dari cabai maupun lada yang bisa mengakibatkan usus kecil iritasi dan menimbulkan efek mulas pada perut.
Capsaicin juga dapat mengaktifkan reseptor tubuh sehingga menyebabkan makanan bergerak lebih cepat makanan ke usus besar. Kondisi tersebut yang bisa mengakibatkan seseorang jadi sering bolak-balik buang air besar dan bahkan menimbulkan efek anus terbakar.
Tidak hanya itu, makanan berbumbu tajam dan berlemak pada masakan juga bisa menimbulkan gangguan pencernaan, seperti diare.
Makanan tinggi lemak dan berminyak dapat membuat perut menjadi lebih lamban dalam mencerna makanan dari lambung. Hal ini bisa memicu munculnya mual, muntah, dan sakit perut.
Terlebih lagi, bagi orang dengan riwayat gangguan pencernaan tertentu, mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti rendang, gulai dan opor dapat memperparah kondisi.
Minuman yang mengandung kafein, seperti teh, kopi, atau minuman bersoda, juga bisa memicu diare saat puasa. Hal ini lantaran kandungan kafein dapat membuat sistem pencernaan bekerja terlalu berat dalam menyerap air dan garam. Karena itu, dianjurkan untuk mengurangi konsumsi minuman berkafein saat sahur dan berbuka puasa.
Intoleransi laktosa adalah kondisi saat seseorang tidak dapat mencerna gula susu yang disebut laktosa. Jika Anda sering mengalami diare atau diare lebih parah setelah minum susu atau produk olahan susu lainnya, bisa jadi Anda mengidap intoleransi laktosa.
Hal ini bisa meningkat seiring bertambahnya usia karena menurunnya kadar enzim yang berfungsi mencerna laktosa.
Perlukah membatalkan puasa saat terkena diare?
Jika diare yang Anda alami terbilang berat hingga kehilangan cairan, segeralah untuk berbuka sebagai cara mengobati diare saat puasa. Kehilangan cairan bisa cukup berbahaya untuk tubuh. Namun, apabila diare yang Anda alami tidak terlalu parah, sebaiknya tetap menyelesaikan puasa hingga waktu berbuka tiba.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"