KONTEKS.CO.ID —Â Body Dysmorphic Disorder (BDD), atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Gangguan Dismorfik Tubuh, adalah kondisi psikologis yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap penampilan fisik mereka.
Penderita BDD merasa tidak puas dan terobsesi dengan cacat atau kekurangan yang sebenarnya tidak ada atau sangat kecil pada penampilan mereka.
Gangguan ini dapat memengaruhi kesehatan jiwa dan tingkat kepercayaan diri seseorang secara signifikan.
Dalam artikel ini seperti disarikan dari berbagai sumber, kita akan menjelajahi lebih jauh tentang Body Dysmorphic Disorder, termasuk penyebab, gejala, dan cara mengatasi kondisi ini.
Gejala Body Dysmorphic Disorder
Penderita Body Dysmorphic Disorder cenderung terobsesi dengan kecacatan yang mereka yakini ada pada penampilan fisik mereka.
Mereka mungkin sering memeriksa cermin, menghindari situasi sosial, dan merasa minder atau malu terhadap penampilan mereka.
Beberapa gejala umum yang dialami oleh penderita BDD antara lain:
1. Perhatian berlebihan terhadap detail kecil pada penampilan fisik.
2. Mengalami kecemasan, stres, atau depresi yang berhubungan dengan penampilan fisik.
3. Menghabiskan banyak waktu memeriksa penampilan di cermin atau mencari konfirmasi dari orang lain.
4. Menghindari situasi sosial atau aktivitas yang melibatkan penampilan fisik.
5. Mengalami gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia.
Penyebab Body Dysmorphic Disorder
Penyebab pasti Body Dysmorphic Disorder masih belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam terjadinya gangguan ini.
Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Faktor genetik: Terdapat bukti bahwa BDD dapat bersifat herediter, artinya ada kecenderungan untuk kondisi ini terjadi dalam keluarga yang memiliki riwayat BDD atau gangguan mental lainnya.
2. Faktor lingkungan: Pengalaman traumatis atau tekanan sosial terkait penampilan fisik dapat berkontribusi dalam perkembangan BDD.
3. Ketidakseimbangan neurotransmitter: Zat kimia dalam otak, seperti serotonin, dopamin, dan glutamat, dapat memainkan peran penting dalam terjadinya BDD.
Mengatasi Body Dysmorphic Disorder
Penting untuk diingat bahwa Body Dysmorphic Disorder adalah kondisi serius yang membutuhkan penanganan profesional.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam mengatasi BDD:
1. Konsultasikan dengan profesional: Temui psikolog atau psikiater yang berpengalaman dalam menangani gangguan mental, terutama BDD. Mereka dapat membantu dalam mendiagnosis dan merancang rencana pengobatan yang sesuai.
2. Terapi kognitif perilaku: Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir negatif dan perilaku yang terkait dengan BDD. Terapis akan membantu Anda mengidentifikasi pikiran yang tidak sehat dan mengajarkan strategi untuk mengatasi kecemasan dan obsesi terhadap penampilan fisik.
3. Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan obat antidepresan atau anti-cemas untuk membantu mengelola gejala BDD. Namun, obat-obatan hanya digunakan sebagai bagian dari pendekatan pengobatan yang komprehensif dan harus diawasi oleh profesional kesehatan.
Body Dysmorphic Disorder adalah gangguan yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap penampilan fisik mereka.
Penderita BDD merasa tidak puas dan terobsesi dengan kecacatan yang sebenarnya tidak ada atau sangat kecil. Kondisi ini dapat memengaruhi kesehati jiwa dan tingkat kepercayaan diri seseorang.
Dalam mengatasi BDD, penting untuk mencari bantuan profesional dan mengikuti rencana pengobatan yang disarankan.
Dengan dukungan yang tepat, penderita BDD dapat memperoleh kesehatan jiwa yang lebih baik dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"