KONTEKS.CO.ID – Ketika kita mengalami sakit seperti demam, sakit kepala, atau flu, yang kita butuhkan bukanlah obat-obatan, tapi istirahat atau bedrest. Istirahat memberikan waktu bagi tubuh kita untuk menyembuhkan diri secara alami.
Obat-obatan hanya menghilangkan gejala sementara tanpa menyembuhkan sumber masalah, dan penggunaan obat secara teratur dapat menyebabkan efek samping dan ketergantungan.
Namun, istirahat saja tidaklah cukup. Penting juga untuk mendapatkan asupan nutrisi dan gizi yang cukup. Berikut ini adalah beberapa indikasi bahwa seseorang membutuhkan bedrest, mulai dari tingkat ringan hingga total.
- Penderita Penyakit Nyeri Akut
Penderita penyakit akut, terutama pada tulang punggung, membutuhkan istirahat total agar tulang punggung terbebas dari rasa nyeri. Sakit punggung dapat menyebabkan keterbatasan gerak bahkan kesulitan untuk duduk.
Perlu istirahat sedang untuk memberikan kelegaan pada saraf yang tegang dan tekanan pada tulang belakang. Jika sakit punggung tidak kunjung membaik dalam beberapa hari, harus ada perawatan pertimbang medis lebih lanjut.
- Ibu Hamil
Bedrest sangat dianjurkan bagi ibu hamil, terutama dalam kondisi seperti usia kehamilan di atas 35 tahun, risiko kelahiran prematur, kehamilan dengan anak kembar, dan diabetes gestasional.
Bedrest bagi ibu hamil penting untuk memastikan keselamatan janin dan ibu. Ini memberikan kesempatan bagi ibu hamil untuk pulih dan mengurangi tingkat stres, serta meningkatkan aliran darah ke plasenta.
Dalam kasus yang parah, seperti pendarahan pada trimester pertama dan komplikasi plasenta, tidak melakukan bedrest dapat meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur.
- Orang yang Mengalami Gejala Sakit
Orang yang membutuhkan bedrest tidak selalu harus memiliki penyakit tertentu. Bisa saja meliputi penderita penyakit kronis seperti penyakit jantung, ginjal, atau seseorang yang mengalami gejala sakit seperti demam setelah aktivitas fisik yang berat.
Mengapa Butuh bedrest?
Saat beristirahat, tubuh akan mengaktifkan sistem kekebalan untuk melawan penyakit secara alami. Istirahat memberikan kesempatan bagi sel darah putih dalam tubuh untuk melawan bakteri yang masuk.
Sel-sel getah bening juga membantu sel darah putih dalam melawan bakteri dan virus, serta memproduksi antibodi untuk penyembuhan.
Risiko Terlalu Lama Bedrest
Meski bedrest memiliki manfaat dalam mempercepat proses penyembuhan, terlalu lama melakukan bedrest justru bisa menimbulkan efek samping.
Terlalu lama berada di tempat tidur dapat membuat otot dan sendi terasa kaku dan nyeri. Bedrest juga dapat meningkatkan risiko pembekuan darah dan penurunan kepadatan tulang.
Untuk menghadapi efek samping ini, sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik ringan, seperti menggerak-gerakkan kaki dan tangan, serta melakukan peregangan untuk menjaga sirkulasi darah tetap lancar. Jaga juga asupan makanan yang seimbang dan tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup.
Selama bedrest, tidur dan duduk dalam posisi yang nyaman sangat penting. Hindari duduk terlalu lama dalam posisi yang sama untuk mencegah terjadinya sensasi panas di dada.
Perlu kita ingat bahwa bedrest bukanlah pilihan terbaik untuk penderita penyakit kronis dalam jangka panjang, seperti kanker.
Aktivitas fisik yang ringan dan gerakan tubuh yang aktif dapat membantu menurunkan tingkat stres dan meningkatkan potensi kesembuhan.
Dalam kondisi tertentu, bedrest juga dapat mengganggu fungsi organ tubuh seperti sistem limfatik, jantung, dan paru-paru.
Oleh karena itu, bagi orang dengan penyakit jangka panjang, tubuh yang aktif bergerak dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan potensi kesembuhan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"