KONTEKS.CO.ID – Kronologi penyelidikan skandal plusvalenza Juventus yang bikin heboh Liga Italia sejak Jumat 20 Januari 2023 malam waktu setempat.
Kronologi penyelidikan skandal plusvalenza Juventus diumbar oleh berbagai media Italia setelah vonis dijatuhkan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dan Pengadilan Federal.
Sanksi dijatuhkan kepada Juventus setelah jaksa Giuseppe Chine meminta Pengadilan Banding FIGC membuka kembali penyisikan setelah adanya bukti-bukti baru soal kasus manipulasi transfer.
Bianconeri disebut merekayasa nilai transfer pemain untuk mengakali aturan FFP (Financial Fair Play), seperti dilaporkan MSN.
Permulaan penyelidikan
Sekitar dua tahun yang lalu, COVISOC, badan pengawas untuk Serie A, membuka investigasi terhadap lusinan kesepakatan yang melibatkan nilai transfer pemain. Temuan tersebut diteruskan kepada Jaksa Penuntut Umum Turin, yang lantas membuka penyelidikan kriminal pada Mei 2021 dengan nama Investigasi Prisma.
Menurut investigasi tersebut, sebanyak 14 ribu halaman dokumen hasil penyadapan dan dokumen elektronik berisi bukti beberapa kasus pemalsuan laporan tahun finansial 2018-2019 sampai 2020-2021.
Modusnya adalah dipalsukan lewat keuntungan modal fiktif dari transfer dan peminjaman pemain serta penghematan fiktif hasil pemotongan gaji pemain.
Juventus dan 12 pejabat tertinggi mereka, termasuk bekas direktur sepakbola Fabio Paratici (kini sebagai Direktur Olahraga Tottenham Hotspur) dan penasehat hukum Cesare Gabasio, telah didakwa.
Mereka semua dituduh melakukan semua atau sebagian dari empat dakwaan berikut: manipulasi pasar, faktur palsu, pemalsuan pengungkapan perusahaan, serta mencegah otoritas pengawas melakukan tugasnya.
Operasi Cermin
Investigasi pertama kasus ini terkait keuntungan modal atau plusvalenza artifisial. Dalam sepak bola, plusvalenza pada dasarnya adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan aset klub, seperti pemain.
Contohnya, Juventus merekrut pemain seharga 100 juta Euro dengan kontrak lima tahun. Mereka akan mengakali biaya hak pendaftaran pemain selama masa kontraknya, biasanya disebarkan secara merata selama lima tahun.
Singkatnya, nilai amortisasi pemain adalah 20 juta Euro per tahun (100 juta Euro dibagi lima) alih-alih tercatat sebagai full 100 juta Euro di tahun pembelian.